Keputrian Hidayatullah Diharapkan Mampu Berperan Dalam Bangun Peradaban

25 Februari 2021

Oleh : Arsyis Musyahadah

mushida

Istilah generasi rabbani menjadi tak asing didengar. Kata rabbani diambil dari kata dasar Rabb, yang artinya Sang Pencipta dan Pengatur makhluk, yaitu Allah. Dengan imbuhan ini, makna bahasa rabbani adalah orang yang memiliki sifat yang sangat sesuai dengan apa yang Allah harapkan. Istilah ini menggambarkan generasi emas umat Islam. 

Generasi rabbani adalah generasi yang diisi oleh orang-orang yang sukses lahiriah dan batiniahnya, selalu berpijak pada garis ajaran Islam, memiliki kesadaran tinggi untuk mengajak orang lain agar dekat dengan Allah SWT. 

Oleh karena itu, generasi inilah yang akan selalu berada di barisan terdepan dalam menegakkan kalimatullah, menegakkan syariat Islam. Generasi rabbani menjadi uswah atau teladan orang-orang yang berada di sekitarnya, karena  terbentuk menjadi orang yang kaya jiwa dan unggul dari sisi ketakwaannya.

Sebagai seorang yang beriman, kita selalu memiliki keinginan agar kita termasuk orang-orang yang senantiasa berupaya menyemai generasi rabbani ini. 

Dari Abi Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda, “Wanita itu dinikahi karena empat hal. Karena hartanya, nasabnya, kecantikannya, dan agamanya. Namun dari empat itu paling utama yang harus jadi perhatian adalah masalah agamanya. Maka perhatikanlah agamanya kamu akan selamat.” (HR. Bukhari Muslim). 

Keputrian Hidayatullah ini harus selalu mempersiapkan diri agar kelak menjadi isteri shalihah yang siap lahir batinnya untuk ikut berperan membangun peradaban dari dalam rumahnya dan lingkungannya.

Hal ini diungkapkan oleh Departemen Keputrian PW Mushida Sumatera Utara, Evie Hidayati dalam kegiatan ta’lim gabungan Keputrian tingkat Mahasiswi Hidayatullah Sumatera Utara pada Ahad, 21 Februari 2021 di Kampus Utama Hidayatullah Medan. Kegaiatan ta’lim tersebut dihadiri oleh 68 orang.

“Seorang istri bukan hanya menyenangkan bila dipandang, tapi juga taat dalam perintah. Sosok yang menjaga amanah, menjadi penopang dalam ketaatan dan urusan akhirat rumah tangganya, menggerakkan keimanan keluarga, dan mencegah dari maksiat,” tambahnya. 

Menurutnya, Keputrian Hidayatullah harus tumbuh menjadi wanita yang mempunyai mentalitas dan akhlak agama (dzatuddin), menjadi sosok yang siap terjun ke gelanggang dengan potensi masing-masing yang dimaksimalkan. 

“Wanita yang demikian akan menjadi lahan subur untuk menyemai generasi rabbani yang shalihin, karena ia akan menjadi pendidik utama bagi keluarganya dan menjadi salah satu wanita yang disebut imadul bilad,” tutur ibu dua anak ini. 

Sebagai informasi, kegiatan ta’lim bulanan ini rutin dilaksanakan sebagai salah satu program perkaderan di Keputrian tingkat wilayah Muslimat Hidayatullah Sumatera Utara yang rutin diikuti oleh mahasiswi dari berbagai Universitas dan Perguruan Tinggi di Medan Sumatera Utara.

“Kami sangat antusias dalam mengikuti program-program Keputrian sebagai bentuk upgrade diri agar lebih paham ke mana arah misi hidup kami sebagai Keputrian Hidayatullah.  Juga sebagai bentuk komitmen dalam berjamaah di Hidayatullah ini,” ucap Siti Qamariyah, salah satu mahasiswi Ma’had Aly Hidayatullah Medan yang diamanahkan menjadi penanggung jawab Keputrian Wilayah Deli Serdang. 

Semoga Allah senantiasa menjadikan kita muslimah yang bersinergi mencetak generasi Rabbani. Amin. */Evhie Emzhet