Pengurus Wilayah Muslimat Hidayatullah Jawa Barat melaksanakan musyawarah wilayah (Muswil) pada Sabtu, 06 Februari 2021/24 Jumadil Akhir 1442 H. Acara yang berpusat di Pondok Pesantren Hidayatullah Bandung ini juga diselenggarakan secara virtual. Muswil Mushida Jabar dihadiri oleh Ketua Umum PP Muslimat Hidayatullah, anggota Majelis Murobbiyah Pusat, PW Mushida Jawa Barat, dan PD Mushida se-Jawa Barat.
“Manhaj harus selalu dikaji dan dipelajari, agar kualitas kepribadian kita terus meningkat, sebagaimana yang terjadi pada sahabat Rasulullah masa itu,” tutur Taufiq Wahyudiono, S.Pd selaku Ketua DPW Hidayatullah Jawa Barat dalam memberikan sambutannya.
Meski tak menampik bahwa kita tak mampu melampaui kualitas kepribadian sahabat Rasulullah, namun hal itu merupakan ikhtiar seseorang untuk menjadi lebih baik.
Peradaban Islam, menurut Taufiq dibangun untuk mewujudkan manusia yang beradab. Untuk itu, membangun peradaban Islam dengan manhaj sesuai Al-Qur’an dan Sunnah.
“Mencapai kesuksesan dalam membangun peradaban tentu bukan hal yang mudah. Namun kita harus tekun dan bersungguh-sungguh,” terangnya. Setidaknya ada beberapa kunci untuk menjadi muslimah sukses yang disingkat dengan KASIH. Pertama, jadilah muslimah yang kreatif. Kedua, aktif dalam proses mewujudkan keluarga Qur’ani. Ketiga, hadapi segala sesuatu yang ditakdirkan Allah dengan sabar dan syukur. Keempat, jadilah muslimah yang inovatif. Kelima, humanisme.
Turut hadir memberi sambutan, Hani Akbar, S.Sos.I. Dalam sambutannya, Ketua Umum PP Muslimat Hidayatullah tersebut menyampaikan bahwa keluarga adalah peraga dakwah. Jika keluarga kokoh, hal itu akan menjadi teladan bagi masyarakat.
“Salah satu cara mengokohkan pondasi keluarga dengan menghidupkan Al-Qur’an di setiap rumah,” tambah anggota Majelis Murobbiyah 2015-2020 tersebut.
Bagi para pengurus baru yang diberi amanah, Ketua Departemen Pendidikan dan Perkaderan Putri 2019-2020 itu berpesan bahwa amanah akan dipertanggungjawabkan kepada Allah. Tujuan hidup manusia adalah mengabdi pada diin Allah. Seorang pemimpin harus berupaya memberikan teladan. Dalam Islam, tugas kepemimpinan bukanlah suatu kebanggaan yang patut dipuja.
“Ujian kepemimpinan adalah keteladanan, sedangkan ujian yang dipimpin adalah ketaatan. Terimalah amanah dengan sami’na wa atho’na, tanpa tapi, tanpa nanti, dan tanpa perhitungan duniawi.
Firman Allah surah Al-Hajj ayat 41 menyebutkan,
“(Yaitu) orang-orang yang jika Kami beri kedudukan di bumi, mereka melaksanakan shalat, menunaikan zakat, dan menyuruh berbuat yang makruf dan mencegah dari yang mungkar; dan kepada Allah-lah kembali segala urusan.”
Menurutnya, manifestatsi iman harus berlangsung secara intens. Sehingga setiap kader diharapkan bisa mempresentasikan diri sebagai ideolog yang mampu berkorban untuk izzul Islam wal muslimin.
“Untuk peningkatan ruhiyah tranformasi jati diri Hidayatullah dapat dilakukan melalui jenjang pendidikan formal maupun non formal, seperti marhalah dan halaqoh,” pungkasnya.
Dalam acara tersebut, dilakukan pelantikan Majelis Murobbiyah dan Pengurus Wilayah Jawa Barat. Diputuskan dan ditetapkan, Rusminah, S.H sebagai Ketua Majelis Murobbiyah Wilayah Jawa Barat dan Rahmawati, S.Pd.I sebagai ketua Pengurus Wilayah Jawa Barat.
Dalam penyusunan PW Mushida Jawa Barat, tim formatur juga meminta restu kepada pihak DPW Hidayatullah Jawa Barat.
Untuk diketahui, dengan mengikuti arah kebijakan organisasi induk Hidayatullah, PD Mushida Depok, Bekasi, dan Bogor yang semula tergabung pada PW Mushida Jabodebek, kini bergabung pada PW Jawa Barat. Sedangkan PW Mushida DKI Jakarta telah berdiri sendiri.
Musyawarah wilayah (Muswil) Muslimat Hidayatullah bukan hanya semata-mata menentukan ketua dan pengurus wilayah. Musyawarah Wilayah selain dalam rangka mengukuhkan pengurus baru dan menghasilkan kebijakan, forum ini juga diharapkan dapat mempererat ukhuwah dan meningkatkan semangat juang para kader demi mencapai visi misi Muslimat Hidayatullah. */Arsyis Musyahadah