PW Mushida DIY Jateng Bagsel Siap Implementasikan Jati Diri Hidayatullah

20 Februari 2021

Oleh : Arsyis Musyahadah

mushida

PW Muslimat Hidayatullah DI Yogyakarta Jawa Tengah Bagian Selatan (DIY Jateng Bagsel) mengadakan Musyawarah Wilayah di Grha Mutiara Dsn. Nglanjaran, Sardonoharjo, Ngaglik, Sleman, Daerah IstimewaYogyakarta pada 12-13 Februari 2021/30 Jumadil Akhir-01 Rajab 1442 H.

Acara yang diselenggarakan secara virtual tersebut dihadiri oleh perwakilan PP Muslimat Hidayatullah, istri dari ketua-ketua DPD Hidayatullah DIY Jateng Bagsel, PW Mushida DIY Jateng Bagsel, serta PD (Pengurus Daerah) Mushida se-DIY Jateng Bagsel, dan perwakilan dari amal usaha TK-KB Yaa Bunayya.

Saat menyampaikan sambutannya, Ketua DPW Hidayatullah DIY Jateng Bagsel Abdullah Munir menegaskan tentang pentingnya memahami dan mengimplementasikan enam jati diri Hidayatullah bagi seluruh komponen Muslimaat Hidayatullah.

Pertama, Hidayatullah ialah jama’atul minal muslimin.

Allah berfirman, “yaitu orang-orang yang memecah belah agama mereka dan mereka menjadi beberapa golongan. Setiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada golongan mereka.” (QS. Ar-Rum 30: 32)

Beliau menjelaskan bahwa Hidayatullah adalah sebuah sarana untuk menuju tujuan perjuangan menegakkan Islam. Para pemimpin Hidayatullah telah menunjukkan sikap iltizam terhadap jati diri ini.

Kedua, Hidayatullah bagian dari ahlu sunnah wal jama’ah.

Ketiga, Hidayatullah bersikap wasathiyyah.

“Sikap wasathiyah atau pertengahan ini tidak ekstrem, tidak mempersulit diri. Allah Ta’ala menghendaki ajaran Islam untuk mempermudah hidup kita,” terangnya.

Keempat, Hidayatullah adalah gerakan perjuangan Islam.

Kelima, Hidayatullah ber-manhaj Sistematika Wahyu.

Di antara tujuan sistematika wahyu ialah agar mempelajari Islam tidak parsial, memahami Islam secara sistematis, ber-Islam dengan tertib dan kaaffah.

Dengan sistematika wahyu, lanjutnya, setiap muslim dapat memahami Islam secara utuh, tidak hanya menyibukkan diri dengan satu sisi, tetapi menguasasi semua sisi dari ajaran Islam.

“Belajar Islam dimulai dari yang pokok (ushul) ke yang cabang (furu’). Dari yang wajib ke yang sunnah, dan seterusnya. Demikian pula dalam berdakwah dimulai dari ta’lif (disentuh hatinya) dulu baru ta’rif(dikenalkan dengan materi), setelah itu baru memasuki tahap taklif(diberi beban),” tambahnya dengan menegaskan bahwa ketika Hidayatullah bertekad menjadi perekat dan pemersatu umat, maka Hidayatullah harus kuat.

Di antara rangakaian acara dalam kegiatan ini ialah pengukuhan Majelis Murobbiyah dan Pengurus Wilayah DIY Jateng Bagsel. Diputuskan dan ditetapkan, Sri Lestari sebagai Ketua Majelis Murobbiyah Wilayah dan Aini Shofa Kartika, S.T., M.S.I., sebagai Ketua Pengurus Wilayah DIY Jateng Bagsel.

Dalam penyusunan PW Mushida DIY Jateng Bagsel, tim formatur juga telah meminta restu kepada pihak DPW Hidayatullah DIY Jateng Bagsel.

Sebagai informasi, PW Mushida DIY Jateng Bagsel telah memiliki tujuh PD, di antaranya PD Kodya Yogya, PD Sleman, PD Kota Magelang, PD Solo, PD Sragen, PD Cilacap, dan PD Kebumen. Saat ini sedang menyiapkan dan merintis 11 daerah menjadi PD baru, di antaranya PD Karanganyar, PD Wonogiri, PD Sukoharjo, PD Klaten, PD Bantul, PD Kulonprogo, PD Gunungkidul, PD Purworejo, PD Kabupaten Magelang (Muntilan), PD Temanggung, dan PD Banyumas.

Musyawarah wilayah (Muswil) Muslimat Hidayatullah diselenggarakan untuk menghasilkan mufakat dan kemaslahatan umat. Pelaksanaan Musyawarah Wilayah selain dalam rangka mengukuhkan pengurus baru dan menghasilkan kebijakan, forum ini juga diharapkan dapat mempererat ukhuwah dan meningkatkan semangat juang para kader demi mencapai visi misi Muslimat Hidayatullah. */Arsyis Musyahadah