Hidayatullah telah berumur 47 tahun. Umur yang sudah cukup dewasa dan matang. Tetapi dibandingkan ormas lain, Hidayatullah masih terhitung seumur jagung. Hal tersebut diungkapkan oleh Dewan Pimpinan Umum (DPP) Hidayatullah, Dr. Nashirul Haq, Lc. MA dalam kegiatan Pencerahan Kader ba’da Penutupan Muswil Muslimat Hidayatullah Lampung di Pondok Pesantren Hidayatullah Lampung pada 21 Februari 2021.
“Alhamdulillah, karena keikhlasan para pengurus dan para pendiri, Hidayatullah tetap bisa eksis hingga hari ini,” ujarnya.
Dalam perjuangan, lanjutnya, yang terpenting adalah bagaimana meletakkan pondasi dan melahirkan kader. Para pendiri telah melakukan transformasi nilai yang bisa dinikmati oleh generasi berikutnya.
Sebagaimana sabda Rasulullah,
“Barang siapa mengundang petunjuk (kebenaran), maka baginya pahala (kebaikan) itu seperti pahala bagi orang yang mengikutinya dan itu tidak mengurangi pahala orang yang mengikutinya sedikit pun. Itu tidak sedikitpun mengurangi dosa orang orang yang mengikutinya.” (HR. Muslim).
Beliau menegaskan bahwa datangnya Hidayatullah bukan sekedar untuk berorganisasi, melainkan untuk melanjutkan fungsi kenabian.
“Ketika kita menyadari bahwa misi yang kita bawa adalah misi kenabian, maka kita tidak akan merasakan futur, kecewa, frustasi dan sebagainya. Kita akan mengerahkan segala daya upaya secara maksimal dan bersedia mengambil segala risiko dalam perjuangan,” tutur Anggota Dewan Pertimbangan MUI Pusat tersebut.
Selain itu yang tak kalah penting, enam jati diri Hidayatullah (yakni Manhaj Sistematika Wahyu, Ahlu Sunnah Wal Jamaah, Imamah Jamaah, Jama’atun Minal Muslimin, Harakah Al Jihadiyah Al Islamiyah dan Wasathiyyah) harus benar-benar dipahami secara fikrah (konseptual), dijiwai secara kultural, dan dan menjadi syakhshiyyah (kepribadian) setiap kader.
“Jati diri Hidayatullah ini juga harus diaplikasikan di seluruh aspek secara konseptual dan praktikal (amaliyah). Jika kita telah memahami sesuatu secara konsep maupun amaliyah, maka kita tidak akan goyah,” imbuh Doktor lulusan International Islamic University Malaysia ini.
Terakhir, beliau menegaskan tentang tema Hidayatullah dalam lima tahun ke depan yaitu konsolidasi idiil, konsolidasi ideologis dan konsolidasi wawasan demi terwujudnya sentralisasi, standardisasi dan integrasi yang sistemik.
Untuk menjaga kesinambungan organisasi, yang harus dilakukan ialah, ideologisasi; yaitu berupaya meneguhkan ideologi, regulasi; membuat aturan-aturan (PO PDO, regulasi), kulturasi; mewariskan kultur sehingga kader Hidayatullah di mana saja memiliki kultur yang sama.*/Zahratun Nahdhah