Pare-pare. Menjelang waktu Maghrib (14/3/2021), masuk pesan singkat bahwa Pengurus Daerah Muslimat Hidayatullah (Mushida) Parepare dan Ibu-ibu warga diminta berkumpul selepas shalat Isya untuk mendengarkan spirit kelembagaan dari salah satu anggota Majelis Penasihat Mushida, Ustadzah Dr. Hj. Sabriati Aziz, M.Pd.I.
Namun, yang hadir tidak hanya PD dan warga Hidayatullah Parepare tetapi juga turut serta Ketua Majelis Murabbiyah Wilayah (MMW) Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat, serta muslimat dari Bone dan Sidrap. Setelah Ketua MMW Sul-Sel menyampaikan pengantar, selanjutnya bersama dalam majelis untuk menyerap spirit dari salah satu pendiri Muslimat Hidayatullah yang tidak terasa sampai pukul 23.00 WITA.
Ia menyampaikan bahwa Mushida merupakan salah satu dari banyaknya organisasi wanita yang ada di Indonesia. Masing-masing memiliki visi dan misi, sehingga perlu untuk saling bersinergi dan beriringan, bukan menggiring yang lainnya.
Perlu adanya kerjasama untuk berkiprah mempertahankan bangsa dan generasi yang adil dan beradab. Oleh sebab itu, Mushida harus percaya diri akan jati dirinya dalam menjalankan peran keummatan.
“Kita sudah memiliki 6 jati diri Hidayatullah yang harus dipertahankan, yang perlu dikaji berulang-ulang dan mengaplikasikannya,” terang Doktor bidang Pendidikan Universitas Ibnu Khaldun (UIKA) Bogor.
Enam jati diri Hidayatullah, yaitu:
1. Sistematika Wahyu (SW) sebagai manhaj tarbiyah dan dakwah
2. Ahlus Sunnah wal Jamaah
3. Alharakah al-Jihadiyah al-Islamiyah
4. Imamah dan Jamaah
5. Jama’atun minal muslimin
6. Wasathiyah.
*Sahlah al-Ghumaishaa’/Mushida Parepare