Allah berfirman dalam Al-Qur’an surah Ash-Shaff ayat 9, “Dialah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang benar, untuk memenangkannya di atas segala agama meskipun orang-orang musyrik membencinya.”
Ayat tersebut melandasi arah kebijakan Hidayatullah dalam Pedoman Dasar Organisasi (PDO), untuk membangun membangun peradaban Islam. Perdaban adalah manifestasi iman. Hal tersebut disampaikan oleh Ketua Dewan Murobbi Pusat Hidayatullah (DMW), Dr. Tasrif Amin, M.Pd.I., dalam Rapat Koordinasi Majelis Murobbiyah Pusat-Majelis Murobbiyah Wilayah Muslimat Hidayatullah pada Rabu, 3 Maret 2021, yang dilaksanakan secara virtual. Acara ini diikuti oleh sekitar 70 peserta yang terdiri dari Pengurus Majelis Murobbiyah Pusat dan Majelis Murobbiyah Wilayah Mushida se-Indonesia.
Menurut bahasa, makna zhahara dalam surah Ash-Shaff ayat 9 ialah ditampakkan, dinyatakan, dan dimenangkan. Lanjutnya, hal itu dimenangkan dan dimanifestakan ‘alaa ad-diini kullihi, di atas agama dan ideologi yang harus nyata serta unggul.
“Ini adalah spirit untuk kita semua. Perjuangan ini masih kecil, namun kita harus optimis untuk memenangkan di atas agama dan ideologi. Untuk itu, para sahabat melakukan ekspansi keluar hingga menaklukkan beberapa wilayah dari semenanjung Arab sampai ke Eropa,” terangnya.
Ada tiga aspek yang harus dimiliki dalam membangun peradaban, di antaranya kepemimpinan, infrastruktur, ideologisasi atau penguatan kultur. Tujuannya adalah unuk memberi rahmat, atau kebaikan orang-orang di sekitarnya.
“Tugas seorang murobbiyah memang sangat berat, karena harus menjadi contoh yang baik bagi mutarobbiyahnya. Posisi murobbiyah sebagai ideolog lembaga dan seorang pencerah. Kehadiran murobbiyah sangat dibutuhkan. Meski merasa tidak mampu, dengan tetap meningkatkan kualitas, amanah ini harus dijalankan,” ujar Doktor lulusan Universitas Ibn Khaldun ini dengan menyampaikan surah Muhammad ayat 7 yang artinya, “Wahai orang-orang yang beriman, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.”
Beliau juga menyampaikan tiga profil yang harus dimiliki oleh seorang murobbiyah, yaitu sebagai muallim; bisa mengajarkan Al-Qur’an, muaddib; membangun karakter dan adab, dan kafiil; pemberi spirit serta pengayom.
“Tiga profil tersebut dapat diwujudkan melalui mempelajari ilmu Al-Qur’an, menjadi teladan, dan menyemangati para mutarobbi agar giat berinfak,” imbuhnya.
Sebagai informasi, acara ini diselenggarakan dalam rangka koordinasi dan konsolidasi. Sebab, Majelis Murobbiyah Pusat dan Majelis Murobbiyah Wilayah merupakan lembaga baru di Mushida yang berfungsi dalam menaungi para murobbi halaqah ta’lim Mushida.
“Dalam koordinasi antara Dewan Murobbi Pusat, Majelis Murobbiyah Pusat, dan Majelis Murobbiyah Wilayah harus ada sinergitas, pola hubungan komunikatif dan integratif. Tidak ada ego struktural antar institusi,” pungkasnya.*/Pengurus Majelis Murobbiyah Pusat Mushida