Pada 1 Muharram 50 tahun silam, tepatnya tahun 1393 Hijriyah. Di salah satu sudut Kota Balikpapan di Provinsi Kalimantan Timur yang gemah ripah. Tempat dimulakannya sebuah kisah. Di sana tertancap tonggak sejarah. Diinisiasi oleh Allahu Yarham Ust. Abdullah Said dengan dibantu oleh beberapa sahabat setianya, mereka merintis gerakan dakwah yang menjadi cikal bakal berdirinya Pondok Pesantren bernama Hidayatullah.
Bermula sebagai Pondok Pesantren yang didirikan dari nol, lalu puluhan tahun kemudian bermetamorfosis menjadi Organisasi Massa (Ormas) yang cukup diperhitungkan di kancah pergerakan dan organisasi Islam Indonesia, begitulah jalan sejarah Hidayatullah.
Berawal dari 1, 2, 3, Hidayatullah lalu menjadi rumah bagi ribuan kader dan anggota, dai dan daiyah, simpatisan dan jamaah. Mereka berasal dari berbagai latar belakang, suku dan daerah. Mereka, para pegiat tarbiyah dan dakwah yang tak kenal lelah. Para pejuang peradaban yang berkuah peluh meninggikan kalimat Allah. Mereka berhimpun dalam gerak hati dan jiwa yang sama: fillah, lillah dan ilallah.
Mereka bergabung untuk tujuan yang sama: menapaktilasi manhaj nubuwwah, membangkitkan ghirah, menyatukan fikrah, berjuang di jalan tarbiyah dan dakwah yang merupakan program mainstream Hidayatullah.
Mereka bergerak dalam ikatan yang sama: ikatan jamaah. Mereka berderap di bawah garis komando yang sama: imamah.
Di bawah bendera organisasi massa Hidayatullah, mereka berjuang untuk cita-cita yang sama: tegaknya kalimat Allah. Berjuang mewujudkan visi yang sama: membangun (kembali) peradaban Islam, sebagaimana yang pernah berjaya di masa Nabi dan khilafah rasyidah. Semuanya dengan tetap mengedepankan ukhuwah dan silah rahmah, dalam bingkai Islam kaffah.
Sistematika wahyu menjadi pola gerakan Hidayatullah, yang merujuk pada manhaj nubuwwah, bagaimana Nabi Muhammad SAW mentarbiyah ummat di awal risalah. Peradaban Islam yang mencapai masa keemasannya di zaman Nabi dan khilafah rasyidah, coba direkonstruksi oleh Hidayatullah. Lima surat yang pertama kali turun menjadi kerangka ideologis, filosofis dan operasional para kader Hidayatullah dalam berjuang dan bergerak di jalan tarbiyah dan dakwah.
Dalam upaya merealisasikan visi misinya, Hidayatullah juga telah merumuskan 6 jatidiri yang wajib terinternalisasi dalam diri setiap kader Hidayatullah. Sistematika wahyu menjadi pola gerakan yang berlandaskan Al Qur’an dan sunnah serta manhaj nubuwwah. Dalam hal aqidah, Hidayatullah konsisten menganut ahlu sunnah wal jama’ah.
Sebagai sebuah Organisasi Islam berbasis kader, Hidayatullah menasbihkan diri sebagai Gerakan Perjuangan Islam atau al Harakah al Jihadiyah al Islamiyah.
Dalam perjuangan dan pergerakannya, para kader Hidayatullah selalu berjalan seiring selaras di atas garis komando karena memegang teguh prinsip imamah jamaah.
Sebagai jama’atun minal muslimin, Hidayatullah selalu menjaga ukhuwah dengan sesama muslim dan jamaah-jamaah kaum muslimin lainnya, selama masih memiliki kesamaan aqidah, yakni aqidah shahihah.
Dalam segala hal, baik aqidah, syariah, siyasah, muamalah, Hidayatullah selalu memegang teguh prinsip wasathiyah. Tidak tafrith tidak pula ifrath, tidak ekstrim tidak pula liberal, melainkan berada di tengah-tengah. Tegas tanpa kompromi dalam aqidah, tetapi toleran dalam menyikapi perbedaan dalam hal furu’iyyah dan fiqhiyyah.
Itulah 6 jatidiri Hidayatullah, yang harus selalu dikuatkan oleh para kader dalam pemahaman maupun pengamalan, dalam dirasah maupun ‘amaliyah.
Akhir kata, selamat memasuki usia setengah abad hitungan tahun Hijriyah. Tanggal 1 Muharram tahun 1393 Hijriyah menjadi tonggak sejarah berdirinya Hidayatullah. Hari ini, tanggal 1 Muharram tahun 1443 Hijriyah, Hidayatullah telah mampu mencipta sejarah. Ratusan ribu kader, anggota, simpatisan dan jamaah, puluhan ribu santri dan murid sekolah, serta ratusan cabang dan kampus miniatur peradaban Islam yang tersebar di 34 wilayah, menjadi penanda sejarah panjang Hidayatullah di kancah tarbiyah dan dakwah.
Semoga Allah memberkahi dan meridhoi setiap gerak langkah dan derap perjuangan Hidayatullah dalam usaha meninggikan kalimat Allah.
*Ketua Departemen Perkaderan PP Muslimat Hidayatullah
Depok, 1 Muharram 1443 Hijriyah, Pukul 00.00 WIB