“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antara kalian rasa kasih dan sayang.” (QS: Ar-Ruum: 21)
Halaqoh Tarbiyah Mancanegara (HATIMA) bekerja sama dengan Departemen Keputrian PP Muslimat Hidayatullah menghadirkan webinar pada Jum’at, 31 Desember 2021. Kegiatan virtual ini diikuti oleh sekitar 187 partisipan yang terdiri dari beberapa daerah mengadakan nobar (nonton bareng), kader keputrian di tanah air dan mancanegara.
Kegiatan Halaqoh Tarbiyah Mancanegara merupakan kali ke-4 yang diselenggarakan secara virtual. Ketua Pengurus HATIMA mengucapkan terima kasih kepada semua pihak atas terselenggaranya kegiatan ini.
“Jazakunnallah untuk semua yang hadir pada acara Hatima ke-4 ini. Terima kasih untuk PP Mushida khususnya Kadep Keputrian yang sudah menyediakan wadah ini, sehingga kami yang berada di luar negeri tetap dapat merasakan nikmatnya ukhwah. Selain itu, kami bisa bersua maya dengan saudara-saudara di seluruh nusantara,” ucap Aidatuz Zakiyah, selaku Sekretaris Hatima sekaligus mewakili panitia pelaksana kegiatan ini.
Sebagai penyelenggara, Ketua Departemen Keputrian PP Mushida turut menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pengurus keputrian wilayah dan daerah serta kader keputrian yang sangat antusias hadir.
“Saat masyarakat sibuk berlibur dan menyiapkan malam pergantian tahun yang merupakan budaya kaum Majusi dan Nasrani, tapi kader keputrian mengisi liburan dengan menghadiri majelis yang sangat bermanfaat,” ucap Ustadzah Mutiah Najwati, Ketua Departemen Keputrian PP Mushida.
Akhirnya aku segera tersadar
Hanya kepada Allah-lah tempat aku bersandar
Yang akan menguatkan hatiku yang terkapar
Insya Allah azzamku terwujud lancar
Demikian penggalan lirik nasyid menjadi pembuka dalam webinar bertema, “From A to Z Pre-Wedding and Becoming Mother Preparation.”
Bukan menyatukan dua insan sesama jenis, sebagaimana konsep pernikahan yang digaungkan kaum feminisme. Pernikahan dalam Islam adalah menyatukan dua insan laki-laki dan perempuan dalam ikatan yang halal.
“Pernikahan tak hanya tentang keindahan sebagaimana yang dibayangkan. Namun di dalam pernikahan juga akan ditemui jalan terjal dan mendaki. Untuk itu, sebagai seorang wanita, kita harus menjaga pernikahan yang sakinah, agar menjadi tempat yang nyaman untuk kembali ke rumah,” terang Sekretaris Jenderal PP Mushida, Ustadzah Sarah Zakiyah yang menjadi pemateri dalam kegiatan tersebut.
Seseorang yang akan menikah, tentu harus menentukan tujuan. Segala kebaikan yang dilakukan harus diniatkan lillahi Ta’ala, termasuk menikah.
Dalam pemaparannya, Ustadzah Sarah menyampaikah tentang tujuan menikah yaitu, agar mendapat ketenangan sakinah, mawaddah wa rohmah, meretas peradaban Islam dengan memiliki keturunan yang baik (An-Nahl: 72), mengambil peran kehidupan (An-Nisa:34), menjadi pemimpin mukminin, dan sebagai implementasi kecintaan terhadap Rasulullah.
Dengan menikah, maka kita telah mengikuti sunnah Rasulullah.
Rasulullah bersabda,
“Menikah termasuk sunnahku. Barangsiapa tidak mengamalkan sunnahku, ia tidak termasuk golonganku. Menikahlah kalian, karena aku bangga dengan banyaknya umatku. Barangsiapa memiliki kemampuan untuk menikah, maka menikahlah.” (HR Ibnu Majah).
“Sebelum menikah dan menjadi seorang ibu, banyak yang harus disiapkan. Kita harus memahami peran sebagai wanita sholihah, menyiapkan ilmu, fisik, hati dan pikiran,” ungkap Kepala Sekolah SMP Integral Hidayatullah Putri YPPH Depok ini.
Di antara banyaknya yang akan terjadi nanti dalam pernikahan, Rasulullah mendoakan umatnya agar mendapat kebaikan dan keberkahan. Untuk itu, kepada pasangan yang baru menikah disunnahkan mengucapkan barakallahu lakuma wa jama’a baina kuma fii khair” (Semoga berkah Allah senantiasa dilimpahkan kepadamu dan menghimpun engkau berdua dalam keadaan baik.”
“Jadilah wanita yang mampu menjalankan perannya sebagai istri yang taat dan sabar terhadap suaminya dan ibu yang baik bagi anak-anaknya. Karena itulah yang menjadi kunci surga bagi wanita,” tuturnya.
Ustadzah Sarah juga membagikan kiat untuk menjadi wanita yang sholihah, taat, dan sabar. Di antaranya ialah menjadikan Qur’an dan sunnah sebagai landasan, menjaga fitrah ketauhidan, menjadi teladan, membangun komunikasi yang baik, tidak berhenti belajar untuk menjadi mulia.
Untuk menjadi wanita penghuni surga, tentu seorang muslimah harus memiliki teladan. Empat wanita yang menjadi figur bagi muslimah dari masa Rasulullah hingga akhir zaman, yang patut dijadikan teladan ialah Maryam binti Imran, Asiyah istri Fir’aun, Khodijah binti Khuwailid, dan Fatimah binti Muhammad.
Dengan diadakannya halaqah ini, semoga kader keputrian Mushida kelak matang ketika memasuki mahligai pernikahan dan mampu berdiri menjadi penenang di kala gundah seperti Khadijah Radhiyallahu ‘anha, wanita yang sangat menghormati Rasulullah SAW sebagai pasangan hidupnya. Serta mampu menjadi seperti seorang Nusaibah binti Ka’ab yang sukses mendidik putra-putranya hingga syahid.