Dalam upaya menggalang solidaritas dan pembelaan terhadap perempuan serta anak-anak Palestina yang menjadi sasaran kezaliman Zionis Israel, Divisi Muslimat Aqsa Working Group (AWG) menyelenggarakan Konferensi Perempuan Internasional untuk pembebasan Al-Aqsha dan Palestina dengan tema, “Bergerak Berjama’ah Membela Perempuan dan Anak-Anak Palestina.”
Muslimat Hidayatullah memenuhi undangan dan hadir dalam kesempatan dalam acara tersebut Ketua Departemen Hubungan Antar Lembaga dan Ketua Departemen Ekonomi PP Muslimat Hidayatullah pada Kamis, 17 Maret 2022/14 Sya’ban 1443 H di Ballroom Sofyan Hotel Cut Meutia, Jakarta Pusat.
H.E. Dr. Zuhair Alshun sebagai Duta Besar Palestina untuk Indonesia menyebutkan bahwa sementara dunia merayakan hari Perempuan, namun perempuan Palestina masih saja menderita, mendapat berbagai bentuk kekerasan dan diskriminasi rasial yang dilakukan oleh kaum Zionis Israel.
Dalam momentum Peringatan Hari Perempuan Internasional ini, beliau menyampaikan dalam sambutannya, “Mari Bersama-sama menghentikan penderitaan perempuan Palestina. Siapa lagi yang lebih pantas untuk merayakan hari ini dari perempuan Palestina. Perempuan Palestina adalah sosok dan cerminan dari jiwa patriotik dan kemanusiaan yang terkandung di dalamnya nilai-nilai yang luhur.”
Dalam kesempatan yang sama, Da’iyah dan Aktivis Kemanusiaan Hj. Khadijah Peggy Melati Sukma, S.Sos., M.H menekankan pada peran generasi milenial Palestina untuk terus berjuang melawan penjajahan karena Islam menentang segala bentuk penjajahan
Allah berfirman
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah menciptakan langit dan bumi dan berlain-lainan bahasamu dan warna kulitmu. Sesungguhnya pada yang demikan itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang mengetahui.” (QS. Ar-Ruum: 22)
Bagi generasi milenial Palestina, penjajahan belum berakhir, perjuangan belum usai. Komisi Urusan Tahanan dan Mantan Tahanan Palestina menyebutkan bahwa Kaum Penjajah Zionis telah menangkap 17.000 perempuan dan anak Palestina. Data 2019 mengungkap bahwa setiap bulan ada 10-15 perempuan Palestina ditahan di penjara serta mengalami penyiksaan fisik dan mental oleh Zionis.
“Kebaikan pengaturan Islam adalah bagi seluruh alam raya, bukan hanya seluruh manusia. Perempuan memiliki peran yang seimbang sebagai penggerak kebaikan. Generasi perempuan milenial memiliki potensi besar sebagai garda depan penyebaran pembelajaran tentang hakikat perjuangan pembebasan Masjidil Aqsha dan Palestina melalui sarana teknologi informasi yang ada dalam kehidupan sehari-hari,” tegasnya.
Aktivis Aqsa Working Group (AWG), Siti Aminah, M.Pd mengatakan bahwa membantu perjuangan pembebasan Al-Aqsha dan Palestina merupakan tugas aqidah, tugas konstitusi, dan tugas kemanusiaan. Menurutnya, perempuan menyiapkan generasi yang akan menyadari sepenuhnya berbagai konspirasi yang menimpa umat, generasi yang akan menegakkan kalimat Allah di muka bumi.
“Keberadaan kaum perempuan tidak dapat dipisahkan dari perjuangan pembebasan Al-Aqsha dan Palestina dari masa ke masa. Gerakan wanita di negeri Palestina dan di luar Palestina tersebut meliputi aksi nyata, edukasi, donasi, dan advokaksi atau diplomasi,” imbuhnya.
Selain itu, turut hadir sebagai pembicara dalam konferensi tersebut Mrs. Gulden Solmez (Pengacara dan Aktivis HAM Turki), Samr Subaih (Mantan Tahanan Perempuan Palestina), Mrs Razanne Yasir (Australia Palestine Advocacy Network), Dr. Haifa Abdur Rauf Redwan (Pengajar di Darul Qur’an wa Sunnah Gaza, Palestina), Hanady Halwani (Murabithah), Khadija Khuwais (Murabithah).
Yang tak kalah menarik, penulis dan produser Helvy Tiana Rosa mengimbau para hadirin dan masyarakat agar menonton Film Hayya 2: Hope, Dream and Reality. Seluruh keuntungan dari Film yang bercerita tentang konflik yang terjadi di Palestina ini, akan didonasikan bagi saudara Muslim Palestina melalui lembaga yang concern terhadap pembebasan Al-Aqsha dan Palestina.
Pelaksanaan Konferensi Perempuan Internasional untuk Pembebasan Al-Aqsha dan Palestina ini dengan target pengukuhan tokoh perempuan inspiratif sebagai Duta Al-Aqsha dan tersusunnya deklarasi sebagai komitmen bersama untuk membela perempuan dan anak-anak Palestina.
Pengukuhan Duta Al-Aqsha kepada perempuan inspiratif Menteri Luar Negeri Indonesia Dra. Retno Marsudi Lestari, Nur Fitri Taher, Samr Subaih, dan Sarah Wikinson oleh Ketua Pelaksana Ustadzah Maghfiroh, S.Pd.
Sedangkan organisasi, Universitas atau Lembaga yang mengikuti sesi Forum Group Discussion terkait pembahasan draft deklarasi di antaranya ialah Spirit of Aqsha, Muslimat Hidayatullah, SQABM, MI Al-Fatah, UI dan ILUNI KTTI UI, LCDU, PB Wanita Al-Irsyad, Al-Quds Amanati, AQC, KAMMI, dan KAMMI LIPIA.
Tujuan dari konferensi ini agar membangkitkan kesadaran kaum perempuan terhadap pentingnya peran mereka dalam perjuangan pembebasan Al-Aqsha dan Palestina, menggalang persatuan umat, serta menyuarakan pemenuhan hak dan pembebasa tahanan perempuan dan anak-anak Palestina.