Webinar Madrasah Jurnalistik Batch 3 PP Muslimat Hidayatullah: Suara dan Pena Muslimah, Inspirasi Perubahan

26 Agustus 2024

Oleh : Admin Mushida

mushida
Webinar Madrasah Jurnalistik Batch 3 PP Muslimat Hidayatullah: Suara dan Pena Muslimah, Inspirasi Perubahan

Sayyid Quthb berkata, “Satu peluru hanya bisa menembus satu kepala, tapi satu tulisan bisa menembus ribuan bahkan jutaan kepala.” Dari ungkapan tersebut dapat kita pahami bahwa sebuah tulisan bukan hanya sebatas rangkaian kata yang tak bermakna, tapi lebih dari itu. Banyak orang besar yang menuliskan pemikirannya sehingga dunia melihat dan terpengaruh oleh tulisan tersebut.

Biro Humas dan Departemen Keputrian PP Muslimat Hidayatullah menyelenggarakan webinar Madrasah Jurnalistik Batch 3. Webinar dengan tema “Suara dan Pena Muslimah, Inspirasi Perubahan” diikuti oleh Pengurus Pusat, Pengurus Wilayah, Pengurus Daerah, anggota Keputrian, dan anggota Muslimat Hidayatullah di seluruh provinsi di Indonesia pada Ahad, 25 Agustus 2024.

“Satu pena yang dituangkan dalam satu tulisan dapat mengubah pola pikir banyak orang. Keputrian adalah generasi penerus yang harus bisa menyampaikan kebaikan dalam tulisan yang dihadirkan,” ucap Ketua Umum PP Muslimat Hidayatullah, Hani Akbar, dalam sambutannya.

Webinar ini menghadirkan tiga narasumber di antaranya Dian Yasmina Fajri (Penulis Novel), Sitti S Al-Amanah (Graphic Designer), Santi Soekanto (Jurnalis, Wartawan).

Pada materi pertama dengan tema “Teknik Membuat Tulisan Populer,” Dian Yasmina Fajri mengawali dengan mengutip pernyataan ulama dan tokoh terkenal dengan pentingnya menulis.

“Kalau kau bukan anak raja, dan kau bukan anak seorang ulama besar, maka jadilah penulis.” (Imam Al-Ghazali)

“Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian.” (Pramoedya Ananta Toer)

“Dengan menulis, kita akan mendapat banyak manfaat, bisa menyatakan perasaan yang dialami bentuk tulisan, menyatukan pikiran ketika menuangkan ide dengan kata-kata, dan menyembuhkan dari stres,” ucap Doktor lulusan Universitas Indonesia ini.

Dalam pemaparannya, pegiat literasi ini menjelaskan tentang salah satu jenis tulisan yaitu feature. Feature merupakan tulisan khas atau tulisan berita yang tidak terikat pada teknik penulisan. Ciri-ciri feature mempunyai hubungan bentuk dengan berita, bertolak dari fakta atau peristiwa yang terjadi dalam kehidupan nyata, dan memiliki gaya tulisan ringan.

“Menulis adalah bagian dari ibadah. Teruslah menulis, jangan malu, jangan takut gagal, dan jangan menyerah,” pesan Dian memotivasi lebih dari 210 peserta zoom yang terdiri dari kurang lebih 1.000 peserta yang mengadakan nobar di beberapa titik di wilayah Indonesia.

Pada sesi kedua, materi yang disampaikan ialah “Membangun Skill Desain Grafis Untuk Pemula.” Hal ini penting dipelajari, agar muslimah dapat menyebarkan dakwah melalui tulisan dan visual pada desain sederhana yang diunggah pada sosial media.

“Grafis desain bertujuan menarik perhatian, menyampaikan pesan, dan menciptakan penagalaman visual yang memukau,” jelas Sitti Saadah.

Menurut Founder Serabut Studio ini, prinsip desain di antaranya memiliki pedoman untuk memilih, menggunakan dan menggabungkan unsur-unsur dan desain tertentu.

“Unsur-unsur yang dipakai ialah irama dengan membubuhkan elemen visual, emphasis yakni prinsip yang diterapkan untuk menjadi pusat perhatian, balance, dan proporsi perbandingan ukuran elemen dalam sebuah desain,” jelasnya.

Dalam kesempatan tersebut, pemateri secara langsung mengajak peserta untuk praktik membuat poster dakwah sederhana dengan menggunakan aplikasi gratis yang bisa dengan mudah diakses oleh semua orang.

Narasumber Madrasah Jurnalistik Batch 3 dibawakan oleh Santi Soekanto dengan tema “Kampanye Melawan Hoax dan Disinformasi.” Ia menyebutkan bahwa media sosial bisa menjata senjata bagi seorang muslim.

“Media bisa menjadi senjata bagi muslim untuk melindungi dirinya dari bahaya musuh. Namun jika tidak dikelola dengan baik, media sosial bisa menjadi bumerang bagi pemiliknya,” jelas wartawan ini.

Selanjutnya ia mengingatkan jangan asal forward atau share informasi, carilah kebenarannya terlebih dahulu, dan selalu berhati-hati dalam bersosial media.

“Jangan mudah terpengaruh pada berita hoax. Semangat berjuang terus untuk membantu saudara kita di Palestina dengan menyebarkan informasi atau berita yang benar. Dan selalu doakan saudara saudara kita di sana,” pesannya.

Tujuan dihadirkannya Webinar Madrasah Jurnalistik agar menginspirasi anggota Keputrian dan Muslimat Hidayatullah gemar menulis serta menguatkan syiar dakwah literasi Muslimat Hidayatullah. Webinar Madrasah Jurnalistik yang diselenggarakan ketiga kalinya ini mendapat tanggapan baik dari para peserta.

“Kesannya, Alhamdulillah hari ini kami mendapatkan banyak ilmu tentang dunia literasi, dan selama acara kami merasakan keseruan, karena pesertanya aktif semua dalam menanggapi setiap materi. Pesannya semoga agenda seperti ini bisa sebagai agenda rutin mushida dalam segi peningkatan kepenulisan santri,” ungkap perwakilan Keputrian Muslimat Hidayatullah Bone, Sulawesi Selatan.

“Banyak sekali ilmu yang didapat para santri, mulai dari menuang segala ide yang ada di pikiran menjadi tulisan, dapat mengetahui cara desain yang baik, dan dapat mengetahui cara melawan hoax dan informasi yang salah,” sebut Yuli Surti Hulu, PW Mushida Bangka Belitung.