Kader Penggerak Roda Organisasi

05 September 2024

Oleh : Admin Mushida

mushida
Kader Penggerak Roda Organisasi

Sebuah lembaga atau organisasi yang memiliki kurikulum bagus, program berkualitas, fasilitasnya lengkap, tapi jika tidak memiliki sosok rijaal, maka itu akan sia-sia. Rijaal dalam bahasa arab artinya laki-laki. Maknanya, sosok kader yang merupakan sumber daya manusia yang menjadi penerus sebuah lembaga atau organisasi.

Hal tersebut diungkapkan oleh Sekretaris Jenderal PP Mushida, Siti Sarah Zakiyah, pada kegiatan tausyiah ba’da subuh di Masjid Baitul Kariim, Jl. Cipinang Cempedak, Jakarta, 5 September 2024.

“Sebaik apapun manajemen sebuah organisasi, namun jika tidak ada sosok rijaal, maka hal itu akan menjadi sia-sia. Rijaal yang kuat memiliki etos kerja yang baik. Sedangkan etos kerja dihasilkan dari iman,” tutur di hadapan jama’ah yang merupakan peserta Pelatihan Pemberdayaan Muslimat yang diikuti oleh 18 PW Muslimat Hidayatullah.

Seorang cendekiawan Raghib As-Sirjani mengatakan bahwa para sahabat adalah orang yang ‘amaliq yaitu orang yang keimanannya tidak tertandingi oleh siapapun.

“Ibarat iman seperti memegang bara api. Bukan hanya sekadar mendirikan sholat, tapi juga teguh dan istiqomah dalam menjalankan apa yang menjadi perintah Allah dan Rasul-Nya,” ujarnya.

Iman memang naik turun. Seorang muslimah boleh saja futur, tapi jangan terlalu jauh. Jika sedang futur, maka harus segera mengisi daya kembali dengan melakukan  

Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa organisasi tidak butuh banyak uang. Sosok rijaal yang memiliki himmah itulah yang menjadi sumber kekayaan. “Karena para kader yang akan membentangkan pintu-pintu langit untuk kita semua,” imbuhnya.

“Dakwah memang sulit. Menjadi kader itu berat. Kalau tidak berat bukan jalan dakwah namanya. Di luar sana, banyak sekali masalah yang dihadapi umat Islam. Sebagaimana yang dirasakan oleh saudara-saudara kita di Palestina. Jangan sampai ego menjadi penghambat. Jangan hanya karena badai yang datang, langsung berniat untuk mundur dari jalan dakwah,” jelasnya.

Terakhir, ia mengatakan jadikan sholat lail sebagai rihlah untuk menjadi bekal bagi seorang kader. Karena kader yang menggerakkan roda organisasi.

رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلًّا لِّلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَّحِيمٌ

“Wahai Tuhan kami, ampunilah kami dan saudara-saudara kami yang beriman lebih dahulu dari kami. Janganlah Engkau tanamkan ke dalam hati kami perasaaan dengki kepada orang-orang yang telah beriman lebih dahulu. Wahai Tuhan kami, sungguh Engkau Maha Pemurah lagi Maha Penyayang kepada semua makhluk-Nya.” (QS. Al-Hasyr: 10)