(Jakarta, mushida.org) Pemberdayaan muslimat adalah upaya pencerdasan muslimat hingga mampu berperan menyempurnakan seluruh kewajiban dari Allah SWT. Pemberdayaan muslimat harus didukung oleh lembaga atau organisasi, sebagai wadah tempat lahirnya program–program kerja yang berbasis kemandirian muslimat. Salah satu indikator kemandirian muslimat adalah mampu mengatur perekonomian keluarganya.
“Apabila salat telah dilaksanakan, maka bertebaranlah kamu di bumi; carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak agar kamu beruntung.” (QS. Al-Jumu’ah: 10)
Kegiatan dengan tema “Pelatihan Pemberdayaan Muslimat Melalui Pelatihan Fundrising dan Pelatihan Literasi Keuangan Keluarga Dalam Rangka Mewujudkan Ketahanan Keluarga” resmi dibuka pada 4 September 2024.
Pelatihan hybrid yang diadakan di Aula DPP Hidayatullah Jl. Cipinang Cempedak, Jakarta Timur ini dihadiri oleh 46 peserta dari berbagai provinsi di Indonesia, di antaranya PW Sumatera Utara, PW Riau, PW Kepulauan Riau, PW Bengkulu, PW Bangka Belitung, PW DKI Jakarta, PW Jawa Barat, PW Kalimantan Timur, PW Kalimantan Tengah, PW DIY-Jateng bagian selatan, PW Jawa Tengah, PW Jawa Timur, PW Nusa Tenggara Barat, PW Kalimantan Barat, PW Kalimantan Tengah, PW Sulawesi Selatan, PW Sulawesi Barat, PW Papua Tengah, PW Papua Selatan.
“Salah satu indikator kemandirian muslimat adalah mampu mengatur perekonomian keluarga. Muslimat adalah manajer dalam keluarga, harus cerdas dalam pengelolaan keuangan keluarga dan mampu berdikari hingga dapat menjalankan misi dakwah,” ungkap Ina Sriwahyuni, S.Pd., Ketua Departemen Ekonomi PP Mushida dalam sambutannya.
Pelatihan ini dilaksanakan di dalam kelas selama 20 jam dengan teori, praktik, dan presentasi. Sedangkan di luar kelas akan diadakan kunjungan ke perusahaan yang concern dalam bidang kesehatan dan kecantikan.
“Acara ini bisa terlenggara atas kerja sama dari berbagai pihak. Selamat berkhidmat bagi semua peserta, dan semoga dapat berlomba-lomba dalam kebaikan sehingga hasil dari pelatihan ini bisa menjadi bekal di wilayahnya masing-masing,” pungkasnya.
Sambutan kedua disampaikan oleh Ketua Bidang Pelayanan Umat PP Mushida, Neny Setiawaty, M.Pd.
Muslimat Hidayatullah merupakan organisasi pendukung Hidayatullah. Muslimat Hidayatullah menjalankan program sebagaimana yang telah ditetapkan DPP Hidayatullah. Demikian juga dengan kegiatan ini.
“Semoga pelatihan ini dapat memberikan penceharan kepada ummahat untuk bisa mengasah kemampuan fundrising dalam menunjang kerja dakwah,” tuturnya.
Sambutan ketiga disampaikan oleh Direktur Utama BMH, Supendi, S.Kom., M.M. Beliau mengungkapkan bahwa Muslimat Hidayatullah sebagai mitra BMH sudah terbukti luar biasa hebat dalam memberikan kontribusi penghimpunan dana.
“Semua lembaga membutuhkan pendanaan. Dengan memahami fundrising, akan menciptakan trust, agar lebih mudah melakukan founding di lapangan,” sebutnya.
Adapun Keynote Speaker dalam pembukaan pelatihan disampaikan oleh Ketua Departemen Ekonomi DPP Hidayatullah, Drs. Wahyu Rahman, M.M.
“Kita harus produktif dan memaksimalkan waktu dengan baik. Mengolah sesuatu yang tidak ada, agar menghasilkan uang. Fundrising dibutuhkan dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya. Harapannya pelatihan ini memberikan keberkahan dan membuka wawasan bagi ummahat untuk dapat membantu keuangan keluarga dan dakwah tanpa meninggalkan tugas utamanya,” ucapnya.
Pembukaan Pelatihan Pemberdayaan Muslimat juga dihadiri oleh organisasi wanita Islam di antaranya Badan Musyawarah Islam Wanita Indonesia (BMIWI), Aisyiah, Muslimah Wahdah, dan Forum Silaturahim Antar Pengajian (Forsap).
Pelatihan Pemberdayaan Muslimat didukung oleh Baitul Maal Hidayatullah, Sakinah Mart, B erl Cosmetic, Baitu Tanwil Hidayatullah, Baitul Wakaf, Majalah Suara Hidayatullah, Jahe Merah Zingico, Melek Emas, Syamil Qur’an, Santri Grafika, Probindo Siklus, Pesantren Ar-Rohmah Putri Bogor, SKN 8, Sambal Chili Chila, Zamal Collection, Dapur En-Ha, Aleeanahoz Beauty, dan Aice Es Krim.