Bersama Keluarga Qur’ani Tinggikan Martabat Bangsa

06 Januari 2016

Oleh : admin

mushida
PRESS ROOM – Musyawarah Nasional ke-IV Muslimat Hidayatullah mengusung tema “Bersama Keluarga Qur’ani Tinggikan Martabat Bangsa”. Munas ini digelar di Kampus Arrohmah Putri Pesantren Hidayatullah Batu, Kota Malang, Jawa Timur selama 3 hari (7-9/01/2016).

Tema tersebut dipilih sekaligus untuk meneguhkan concern gerakan Muslimat Hidayatullah sebagai penopang pembangunan umat menuju bangsa yang bermartabat.

Ketua Steering Committee Munas IV Mushida, Leny Syahnidar Djamil, mengatakan perilaku permisif yang belakangan kian menggejala khususnya di kalangan wanita, perlu diluruskan. Seperti mulai dipinggirkannya peran-peran kepengasuhan dan kerumahtanggan.

Kaum ibu di era keterbukaan ini, kata Leny, hendaknya tak terjebak pada situasi dimana melalui beragam celah mereka dicekoki informasi sumir tentang egalitarian (kesederajatan) antar laki-laki dan perempuan yang arahnya justru mengagung-agungkan kesetaraan gender. Ironisnya, seringkali narasi yang sampai ke audiens dibuat melenakan sehingga terkesan faktual.

“Karenanya, tema ini dinilai sangat tepat sebagai upaya pengarusutamaan narasi dalam rangka meneguhkan peran ibu dan kemuslimatan untuk perannya membanun dan meninggikan martabat bangsa,” kata Leny.

Leny menilai, selama ini wanita dalam peran publik selalu menjadi pendekatan dalam mengindentifikas isu gender yang hasil telaahannya tak lepas dari sentimen tertentu. Sementara peran-peran domestik seringkali dikucilkan dianggap sebagai biang keladi pengucilan gender.

Karena massifnya media korporasi mengungkit terbelakang dan nistanya peran domestik yang sangat fundamental itu, akhirnya tidak sedikit masyarakat khususnya kaum ibu pun terbawa pada persepsi negatif tentang patriarki dan relasi antar keduanya yang sejatinya terkonstruksi secara kolaboratif, bukan ajang kontestasi dan upaya saling unjuk gigi.

“Wanita dalam Islam tentu saja tidak menegasikan peran publik, melainkan ada pertautan yang sangat adil dan beradab dalam menempatkan secara proporsional sesuai ajaran Islam antar kiprah-kiprah publik dan kiprah domestik,” kata Leny.

Menurut Leny, peran domestik yang paling fundamental adalah kepengasuhan dan pendidikan keluarga. Dan dalam hal ini, tegas Leny, seorang ibu adalah pemain kuncinya.

Dia berharap tema Munas IV Muslimat Hidayatullah kali ini akan turut menumbuhkan spirit ber-Qur’an bagi masyarakat luas khususnya umat Islam. Dengan kembali kepada nilai-nilai kehidupan yang Qur’anik, diharapkan bangsa Indonesia akan semakin utuh, kukuh, dan maju, yang berlandaskan pada asas Islami yang menghargai keberagaman dan berkasih sayang.