Simpul Ukhuwah Penguat Dakwah: Kenangan Rakerwil Mushida Kaltim

27 April 2016

Oleh : admin

mushida

Oleh Rizky N. Dyah

LANGKAH-langkahku gegas menuju ke aula prasmanan Pondok Pesantren Hidayatullah Pusat Gunung Tembak, sebagai tempat digelarnya acara Rapat Kerja Wilayah Muslimat Hidayatullah Kalimantan Timur untuk masa jabatan 2015-2017.

Acara yang diadakan dari hari Kamis tanggal 21 hingga 23 April 2016 ini memang tergolong padat. Para peserta dituntut untuk disiplin dan bertanggung jawab. Seperti berada di ruangan, memulai acara tepat waktu dan menunaikan kewajiban atas resiko ketika tidak dapat memenuhinya.

“Saya absen dulu ya Bu. Silahkan dicek anggotanya lengkap atau tidak. Balikpapan, Bontang, Sangatta, Samarinda, Kutai Kartanegara, Kutai Barat, Berau, Penajam Paser Utara, Tanah Grogot,” tegas suara ibu Sekretaris Mushida PW Kaltim memantau kedisiplinan peserta dari 9 kota dan kabupaten yang masuk dalam wilayah Kalimantan Timur.

Aku dan teman-teman yang berasal dari Kutai Barat langsung mengangkat tangan sebagai tanda bahwa kami telah berada di ruangan. Begitupun dengan teman-teman ummahat daerah lain.

Agenda pertama di hari pertama langsung menyita perhatianku dan para peserta. Workshop kesehatan yang khusus membahas mengenai Kanker serviks dibawakan oleh Ibu Ida Prahastuti S.Sos, M.Si yang merupakan pembina yayasan Peduli Kanker dan juga anggota Komisi IV DPRD Balikpapan.

Beliau beserta tim menggugahku dan para peserta untuk lebih memperhatikan kesehatan, menjaga aset istimewa yang Allah berikan khusus untuk para wanita. Sejalan dengan cita-cita Muslimat Hidayatullah yakni membangun keluarga menuju peradaban Islam.

Bagaimana bisa membangun keluarga jika Ummahat sebagai cikal bakal keluarga, tidak dapat maksimal menjalankan fungsinya karena masalah kesehatan vital. Sungguh kenikmatan yang luar biasa yang Allah titipkan adalah nikmat kehidupan, keimanan dan kesehatan.

Beranjak ke acara berikutnya yakni sosialisasi hasil Rapat Kerja Nasional juga program-program yang telah digodok oleh pengurus wilayah yang disampaikan oleh masing-masing departemen. Wajahku dan wajah para peserta kembali sibuk menyimak.

Sebagian sibuk dengan modul materi yang dibagikan oleh panitia, sebagian sibuk dengan pena dan sesekali menatap ke layar, sebagian lagi sama sepertiku sibuk menatap modul, layar dan mencatat hal-hal penting yang nantinya akan disampaikan kembali ke teman-teman pengurus daerah.

Letih, karena beberapa jam lamanya lengket dengan kursi, akhirnya terobati. Meskipun di sela-sela acara terselip waktu untuk istirahat, sholat dan makan.

Namun, acara workshop kewirausahaan yang dirancang oleh panitia membuatku dan para peserta lainnya cukup gembira. Bagaimana tidak? Mengusung ‘Coklat Praline’ sebagai target eksekusi bahan-bahan yang telah disediakan. Rasanya seperti anak-anak yang diberikan mainan dan kebebasan untuk berekspresi.

Kembali ke masa kecil sambil belajar keterampilan membuat coklat praline. Bermain dengan coklat dan warna, rasanya padu dengan manisnya persaudaraan yang terjalin dengan para panitia dan peserta.

Yang mengesankan dan tidak boleh hilang adalah kegiatan halaqah setelah subuh yang menjadi penguat ukhuwah, keimanan dan menjadi ciri khas Hidayatullah di manapun.

Damai, tenang, dan memberikan spirit tersendiri untukku ketika berada dalam majelis Ummahat yang tak hanya hebat di keluarganya sendiri, namun juga mendedikasikan dirinya untuk agama dan lingkungan sekitar dengan apapun yang bisa dilakukan. Baik mengajar mengaji, mengajar di sekolah, berwirausaha, bersosialisasi, berdakwah dan lain sebagainya.

Hingga sampailah pada puncak acara dan action pada perhelatan Rakerwil Kaltim, ketika masing-masing daerah melelang target program yang dapat diselenggarakan di daerahnya.

Begitupun dengan beberapa agenda nasional yang dipercayakan kepada wilayah Kalimantan Timur untuk menjamu pengurus Muslimat Hidayatullah se-Indonesia. Sambil menikmati pisang ijo yang disediakan panitia di malam yang cukup dingin, dan wajah yang serius sebab lelang program ini tidak hanya menjadi ajang untuk memenuhi target program. Tetapi juga menempa diri untuk lebih baik dan baik lagi.

Sebab, istirahat yang sebenarnya hanyalah di kehidupan yang abadi kelak. Air mataku tumpah, luruh begitu saja. Seperti ada yang membuncah begitu pelukku mendarat pada jiwa-jiwa yang berjajar di hadapanku.

Mereka adalah, ibu, dan saudara-saudara yang sama-sama berjuang sebagai istri, ibu, anak dan pilar peradaban Islam. Tempatku belajar, berkoordinasi dan berbagi pengalaman. Semoga perpisahan ini akan menjadi gerbang pertemuan selanjutnya.

Terima kasihku khusus kepada panitia dan pengurus wilayah Kalimantan Timur, atas sambutan dan pelayanan yang hangat dan mengesankan. Semoga Allah membalas semua amal baik yang telah dilakukan dengan mengumpulkan kita di Syurga-Nya kelak.

_______
*) RIZKY N. DYAH, penulis adalah pengurus PD Muslimat Hidayatullah Kutai Barat, Kaltim.