Ketika DIbakar Api Cemburu Hingga ke Relung Qalbu

27 Juli 2016

Oleh : admin

mushida

KETIKA hati dibakar cemburu, tak sedikit perbuatan buruk terjadi. Sumpah serapah tak tentu arah, cibiran tanpa bukti terucap kasar. Bahkan ‘syariat’ baru pun diadakan, demi memadamkan api cemburu yang terus berkobar.

Kenapa harus cemburu? Karena cinta yang tak ingin dibagi. Karena sayang yang berlebih hingga membutakan akal.

Karena sebab cinta, banyak hal di luar nalar terjadi. Dari sekedar berbagi password handphone, agar mudah mengecek semua pesan yang masuk ke do’i, perjanjian untuk tidak memberi like juga membalas komentar orang. Sampai perjanjian hitam di atas putih untuk tidak mendua, dijadikan prasasti, digantung di depan kamar tidur, biar selalu ingat akan janji itu.

Tak usahlah risau dengan cemburu, terutama cemburu wanita, yang kadang-kadang bikin geram. Tersebutlah kisah seorang wanita di zaman sahabat Umar-rodhiyallahu anhu-

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ دِينَارٍ، أَنَّهُ قَالَ: جَاءَ رَجُلٌ إِلَى عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ، وَأَنَا مَعَهُ عِنْدَ دَارِ الْقَضَاءِ يَسْأَلُهُ عَنْ رَضَاعَةِالْكَبِيرِ؟ فَقَالَ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عُمَرَ، جَاءَ رَجُلٌ إِلَى عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ، فَقَالَ: إِنِّي كَانَتْ لِي وَلِيدَةٌ، وَكُنْتُ أَطَؤُهَا

Seseorang datang kepada Umar, melapor: aku punya budak wanita yang aku mengumpulinya.

فَعَمَدَتِ امْرَأَتِي إِلَيْهَا فَأَرْضَعَتْهَا، فَدَخَلْتُ عَلَيْهَا، فَقَالَتْ: دُونَكَ، فَقَدْ وَاللَّهِ أَرْضَعْتُهَا،

Suatu hari istriku sengaja menyusui budakku. Saat akan kukumpuli, istriku bilang: jangan, karena dia sudah kususui (jadi anak susumu alias mahram bagimu)

فَقَالَ عُمَرُ: «أَوْجِعْهَا، وَأْتِ جَارِيَتَكَ فَإِنَّمَا الرَّضَاعَةُ رَضَاعَةُ الصَّغِيرِ»

Umar Radhiyallaahu ‘anhu berfatwa, “Pukullah istrimu, dan silakan kumpuli budakmu. Sungguh susuan yang membikin mahram itu susuan bagi anak kecil (HR Malik).

Cemburu karena cinta, jika berlebihan abaikanlah. Jika menyalahi syariat yang Allah tetapkan, tinggalkan saja. Biar saja dia tambah marah-marah.(bukan ngajari loh yaa…)
‪#‎merajutmawaddah‬
‪#‎mendapatkansakinah‬
‪#‎menggapairahmah‬

__________
SARAH ZAKIYAH, penulis adalah pengurus PP Muslimat Hidayatullah. Tulisan di atas dikutip dari status beliau di akun resmi Facebook miliknya.