TK Islam Waladun Sholih Palopo Binaan Mushida Terus Eksis

01 Oktober 2016

Oleh : admin

mushida

TK Islam Terpadu Waladun Sholih Palopo, Sulawesi Selatan, terus eksis dan mengalami pertumbuhan signifikan.

“Alhamdulillah, saat ini mushida palopo telah mengelola lembaga pendidikan formal yakni TK islam Terpadu (TKIT) Waladun Sholih,” kata Ketua PD Mushida Palopo Jumrah Nurul Fadhilah, S.Pd.I

Menurut Jumrah, pemerintah setempat dan masyarakat sangat menyambut baik atas berdirinya TKIT di kompleks pesantren Hidayatullah tersebut.

“Hal ini dapat terlihat dari semangat dan antusias masyarakat akan pentingnya sebuah pendidikan Usia Dini Khususnya dalam penanaman nilai nilai pengetahuan umum, penanaman aqidah tauhid dan akhlaqul karimah bagi seorang anak,” jelas Jumrah.

Dia menjelaskan, peran serta tokoh masyarakat dan pemerintah dalam hal ini sangat menentukan kesinambungan aktivitas lembaga pendidikan ini di mana dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajarnya lebih banyak bersifat sosial dari pada bersifat komersial.

“Artinya, para siswa-siswi yang akan belajar lebih diutamakan  bagi mereka yang kurang mampu meskipun tetap menerima  bagi mereka yang kemampuan ekonominya lebih mapan,” jelasnya.

TKIT waladun Sholih didirikan di atas tanah yayasan Hidayatullah yang seluas 2000 m2 yang  didirikan tahun 2004 silam oleh Almarhum Ibu Aisyah Amir dan ketika beliau di pindah tugas maka dilanjutkan oleh ibu Miftahussa’adah dan sekarang Ibu Nirwana yang melanjutkan perjuangan ini.

TKIT Waladun Sholih terus meningkatkan diri juga mengalami perkembangan karena tempat TKIT Waladun Sholih berada di pinggiran kota namun jumlah muridnya Alhamdulillah jumlah muridnya sekitar 30-40 orang. Sementara TK yang di tengah kota saja kadang jumlah muridnya cuma sekitar 20 orang bahkan terkadang ada yang kurang dari 20 orang.

“Sehingga terkadang ada guru TK yang kaget kalau dengar jumlah murid TKIT Waladun Sholih lebih banyak dari jumlah muridnya. Dan Alhamdulillah rata–rata alumni TKIT Waladun Sholih cerdas, kreatif dan berakhlaqul karimah,” kata Jumrah sambil membeberkan sejumlah keunggulan lembaganya.
           
TKIT Waladun Sholih saat ini dipimpin oleh Kepala Sekolaha, Ibu Nirwana dan gurunya 4 orang yakni Hasirah, Risdah, Sumriana dan Nurbayani. Sedangkan jumlah muridnya 35 orang yang dibagi dalam 2 kelas yaitu kelas A dan kelas B.

Guru TKIT Waladun Sholeh mempunyai tujuan dalam mendidik siswa-siswi yakni mendampingi siswa-siswi dalam pembentukan akhlaqul karimah, mendampingi siswa-siswi menjadi pembelajar sepanjang hayat, mengoptimalkan stimulisasi dalam pembentukan SQ, IQ, EQ, dan CQ sejak dini.

Selain itu, memiliki sikap ilmiah dengan ciri-ciri: peneliti, berani bereksperimen, dapat menyimpulkan dan mempresentasikaan secara sederhana sesuai dengan perkembangannya.

TKIT Waladun Sholeh bercita-cita untuk mewujudkan generasi Qur’ani yang berakhlaqul karimah, cerdas, aktif, kreatif, inovatif dan mandiri.

Untuk mencapai cita-cita itu maka Mushida Palopo bersama orangtua mendidik dan mengasuh siswa-siswi menjadi orang yang bertauhid, bertanggung jawab dan memiliki kemampuan sebagai pembelajar mandiri.

Juga menyelenggarakan sekolah secara holistik  dan memberikan stimulasi kecerdasan yang mengintegrasikan IQ (Intelegensi), EQ (emosi), SQ (spiritual), dan CQ (Creatifitas).

Para guru TKIT Waladun Sholeh yang kesemuanya merupakan anggota Mushida Palopo menargetkan bahwa semua anak yang yang berada di sekitar lingkungan pesantren Hidayatullah khususnya bagi mereka yang dari kalangan ekonomi menengah ke bawah agar dapat menikmati pendidikan Usia Dini secara layak dan sempurna.

Kemudian menciptakan hubungan komunikasi yang baik antara  orang tua murid  dan guru sehingga terbangun sebuah emosional pendidikan baik di sekolah maupun dalam lingkungan keluarga. Memadukan adanya dua kurikulum Pendidikan Nasional dan kurikulum pendidikan tauhid.
       
“Mushida Palopo bersama orang tua siswa mengadakan pengajian dua kali dalam satu bulan sekali dalam satu bulan pengajiannya digilir dari rumah kerumah orang tua siswa guna mempererat tali silaturrahim antara mushida,guru dan orang tua siswa,” tandas Jumrah. (ybh/hio)