Tri Konsolidasi Lahirkan Standardisai, Sentralisasi, dan Integrasi Sistemik

28 Maret 2021

Oleh : Arsyis Musyahadah

mushida
Tri Konsolidasi Lahirkan Standardisai, Sentralisasi, dan Integrasi Sistemik

Konsolidasi secara terminologi yaitu menyatukan dan memperkuat hubungan antara dua kelompok atau lebih sehingga terbentuk entitas yang lebih kuat.

Hal ini disampaikan oleh Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat (DPP) Hidayatullah Ust. Dr. Nashirul Haq, Lc.,  M.A. dalam rangkaian Rakernas Muslimat Hidayatullah pada Ahad (28/03/2021) yang digelar secara virtual dengan pusat kegiatan di Pondok Pesantren Hidayatullah, Kota Depok, Jawa Barat.

Tema yang dituangkan dalam pemaparannya ialah “Konsolidasi Idiil, Wawasan, dan Organisasi.”

“Konsolidasi idiil yaitu internalisasi jatidiri yang bukan hanya secara fikriyah, namun juga amaliyah dalam kultural. Kampus Hidayatullah dihadirkan untuk menguatkan kultur ini,” terangnya.

Tri konsolidasi terdiri dari ideologi, organisasi, dan wawasan. Ideologi merupakan konsep manusia yang lahir dari AL-Qur’an dan sunnah. Enam jatidiri Hidayatullah merupakan ideologi yang harus diaplikasikan.

“Al-Wasathiyah ialah salah satu jatidiri yang berarti seorang muslim harus bersikap adil, baik dan tidak berlebihan,” jelas Anggota Dewan Pertimbangan MUI Pusat tersebut.

Kepada para peserta yang hadir di ruang acara, beliau bertanya, “Kapan peradaban Islam terbangun?” 

Doktor lulusan IIUM tersebut menuturkan bahwa terbangunnya peradabaan Islam berbanding lurus dengan keimanan seseorang. Semakin tinggi iman seseorang, maka peradaban itu semakin terbangun dengan cepat. 

Selanjutnya, konsolidasi wawasan yaitu peningkatan wawasan keilmuan setiap kader yang meliputi wawasan keislaman, kelembagaan, global, wawasan regional, dan lokal. 

“Mengimplementasikan jatidiri harus berbasis ilmu dan wawasan. Semakin tinggi ilmu seseorang ia akan semakin bijak dalam menghadapi permasalahan,” imbuhnya.

Untuk diketahui, tri konsolidasi yang diusung dalam tema Rakernas kali ini akan melahirkan standardisasi, sentralisasi, dan integrasi sistemik. 

Dalam rangkaian acara, Ketua Dewan Pertimbangan, Ust. Dr. Abdul Mannan turut menyampaikan taujih yang dilaksanakan ba’da Sholat Subuh. Taujih ini menjadi amunisi spiritual para kader.

Beliau menyampaikan bahwa seorang kader harus all out dalam berkorban dalam perjuangan dengan tidak mengharap banyak imbalan dari manusia. Sebagaimana firman Allah dalam surah Al-Mudatsir ayat 6-7

dan janganlah engkau (Muhammad) memberi (dengan maksud) memperoleh (balasan) yang lebih banyak. Dan karena Tuhanmu, bersabarlah.


“Kader muslimat harus berbangga karena telah bergabung di Hidayatullah. Hidayatullah berbeda dengan organisasi lain. Hidayatullah berdiri untuk menjawab persoalan dan problema umat Islam,” ujarnya. 

Sebagai informasi, Rapat Kerja Nasional Muslimat Hidayatullah berlangsung pada 12-14 Sya’ban 1442 H/ 26-28 Maret 2021 di Pondok Pesantren Hidayatullah Depok. Acara ini diikuti oleh perwakilan PW Muslimat Hidayatullah dari 34 Provinsi se- Indonesia, dan Kepala PAUD/ TK Muslimat Hidayatullah Kampus Utama.