Temu Kader Keputrian Mushida Jatim: Merajut Ukhuwah, Menumbuhkan Jiwa Kader

13 April 2021

Oleh : Arsyis Musyahadah

mushida
Temu Kader Keputrian Mushida Jatim: Merajut Ukhuwah, Menumbuhkan Jiwa Kader

Departemen Keputrian Muslimat Hidayatullah PW Jawa Timur mengadakan kegiatan “Temu Kader Keputrian Mushida Jawa Timur” pada 13 April 2021/01 Ramadhan 1442 H. Kegiatan virtual ini diikuti oleh Departemen Keputrian Pengurus Daerah (PD) wilayah Jawa Timur, pengasuh, dan keputrian tingkat SMP, SMA, dan PT se-Jawa Timur. 

“Membangun jama’ah tidak bisa sendiri, namun kita harus bergabung dalam suatu jama’ah agar semakin kuat. Di sinilah wadah untuk keputrian dalam mempererat ukhuwah,” terang Ketua PW Jawa Timur, Ustadzah Retno Setya Utami dalam menyampaikan sambutannya.

Dalam kesempatan yang sama, Pengurus MMW Mushida Jawa Timur, Ustadzah Somi Suradi, juga turut menyampaikan potret keputrian yang mampu bekerja sama, bisa mempimpin dan dipimpin, taat terhadap aturan, dan menyampaikan ide-ide yang baik.

“Muslimah yang memiliki pribadi yang kokoh bukan semata-mata didapat dengan instan, namun perlu proses yang panjang. Untuk itu, kita harus berjuang dan jangan lelah dalam berproses,” ujarnya.

Pada kegiatan ini, spirit keputrian dipaparkan oleh Ketua Departemen Keputrian PP Muslimat Hidayatullah, Ustadzah Mutiah Najwati dengan tema “Merajut Ukhuwah, Menumbuhkan Jiwa Kader.”

Ia mengungkapkan bahwa merajut ukhwah bukan karena suku atau harta yang dimiliki, melainkan menjalin persaudaraan dengan sebenar-benar niat yang tulus hanya karena Allah SWT semata. 

Allah berfirman dalam Al-Qur’an,

Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu (yang berselisih) dan bertakwalah kepada Allah agar kamu mendapat rahmat. (QS: Al- Hujuraat: 10)

“Di antara kiat yang harus dilaksanakan dalam merajut ukhuwah yaitu ta’aruf, ta’aluf, tafahum, tafaqud, ta’waun, dan tanashur,” ucapnya.

Dengan ta’aruf, kita bisa mengenal baik karakteristik seseorang yang akan menjadi kunci pembuka hati persaudaraan. Sedangkan ta’aluf ialah menyatunya hati seorang muslim dengan saudaranya sesama muslim. 

Tafahum ialah sikap saling memahami. Tafaqud yaitu sikap peduli terhadap sesama. Bila saudaranya membutuhkan bantuan, maka tanpa dimintanya segera bergegas memberikan bantuannya sesuai dengan kemampuannya,” imbuhnya.

Adapun ta’awun ialah saling membantu dalam melaksanakan kebaikan (al-birr), dan meninggalkan kemunkaran.

Menurutnya, yang tak kalah penting yaitu menumbuhkan jiwa kader dengan mengambil hikmah serta menapaktilasi kehidupan Nabi Muhammad SAW melalui fase keyatiman, fase menggembala, fase berdagang, fase ber-Khadijah, dan fase bergua Hira.

“Harapan kami untuk generasi penerus dan kader militan bahwa jangan lelah untuk terus belajar, senantiasa menjaga adab, dan selalu berpegang teguh kepada Allah dan Rasul-Nya,” pungkasnya dalam memberikan harapan kepada generasi militan.

Kegiatan temu kader keputrian ini diharapkan mampu membuka wawasan tentang pentingnya ukhuwah dan jama’ah serta dapat mengisi amunisi ruhiyah bagi seluruh kader.*/Arsyis Musyahadah