Wahai Kaumku, Jaga Kehormatanmu

11 September 2021

Oleh : Admin Mushida

mushida
Wahai Kaumku, Jaga Kehormatanmu

Buruknya air disebabkan buruknya tanah. Dan buruknya suatu kaum disebabkan karena buruknya perempuan-perempuan mereka. (Syair Arab)

Seorang berkata kepada anak-anaknya, “Aku telah memperlakukan kalian dengan baik saat kalian masih kecil maupun setelah kalian dewasa, dan juga sebelum kalian dilahirkan.” Anak-anaknya bertanya, “Bagaimana ayah memperlakukan kami dengan baik sebelum kami lahir?” Ia menjawab, “Aku memilihkan ibu untuk kalian yang tidak membuat kalian dicela karenanya.”

Terlahir sebagai seorang perempuan merupakan anugerah yang patut kita syukuri. Betapa besar kemuliaan yang disandang karena darinya baik-buruk suatu kaum dipertaruhkan. Olehnya perlu perhatian yang besar terkait pendidikan dan cara menjaga fitrah mereka. Jika orang tua mampu mendidik dan mengarahkan hingga siap melanjutkan generasi baru, maka tuntas amanah orang tua yang selanjutnya akan diteruskan oleh qawwam mereka yakni suami.

Beratnya mendidik kaum perempuan di era ini, karena adanya pergeseran makna tentang memuliakan kaum perempuan. Perubahan cara pandang kaum wanita terhadap dirinya sendiri membuat kemuliaan yang disandangnya tidak lagi sesuai dengan frame sebagaimana arahan dari Allah Azza Wa Jalla, yang dicontohkan langsung oleh keluarga Rasulullah Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para shahabiyah.

Runtuhnya kemuliaan yang disandang akibat aktualisasi diri yang menyalahi kodratnya, ditunjang ketidakmampuan dari laki-laki mengarahkan dan melindungi keluarga sebagai pemimpin. Padahal bahaya dayyuts di mana seorang suami atau bapak yang membiarkan terjadinya perbuatan buruk dalam keluarganya telah diingatkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam

ثَلاَثَةٌ قَدْ حَرَّمَ اللَّهُ عَلَيْهِمُ الْجَنَّةَ مُدْمِنُ الْخَمْرِ وَالْعَاقُّ وَالْدَّيُّوثُ الَّذِى يُقِرُّ فِى أَهْلِهِ الْخُبْثَ

“Ada tiga orang yang Allah haramkan masuk surga yaitu: pecandu khamar, orang yang durhaka pada orang tua, dan orang yang tidak memiliki sifat cemburu yang menyetujui perkara keji pada keluarganya.” (HR. Ahmad 2: 69. Hadits ini shahih dilihat dari jalur lain).

Maka keadaan perempuan yang demikian ini tentu sangat membutuhkan bimbingan dan arahan dari seorang laki-laki yang memiliki akal, kekuatan, kesabaran dan keteguhan pendirian yang lebih dari perempuan. Aktualisasi diri yang salah kaprah dengan keinginan tampil melalui berbagai media sosial, sangat memungkinkan adanya cela merusak tatanan kehidupan masyarakat melalui kehidupan rumah tangga.

Allâh Azza wa Jalla telah menjadikan kepemimpinan bagi laki-laki terhadap istrinya. Kepemimpinan di sini untuk menjaga kebaikan-kebaikan yang berkaitan dengan dunia dan agama. Sehingga termasuk kepemimpinan suami adalah mendorongnya untuk melaksanakan kewajiban dan menjauhi larangan. Allâh Azza wa Jalla berfirman:

..اللَّهُ حَفِظَ بِمَا لِلْغَيْبِ حَافِظَاتٌ قَانِتَاتٌ فَالصَّالِحَاتُ ۚ أَمْوَالِهِمْ مِنْ أَنْفَقُوا وَبِمَا بَعْضٍ عَلَىٰ بَعْضَهُمْ اللَّهُ  بِمَا فَضَّلَ الرِّجَالُ قَوَّامُونَ عَلَى النِّسَاءِ

             
“Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allâh telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (wanita) dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka.” (QS. An-Nisaa’/4: 34)

Syaikh Abdurrahman As-Sa’di rahimahullah berkata, “Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita dengan mengharuskan para wanita melaksanakan hak-hak Allâh, yaitu menjaga kewajiban-kewajiban dari Allâh, dan mencegah kaum wanita dari keburukan-keburukan.” (Tafsir As-Sa’di)

Kalau kini kita dapati banyak perempuan yang rusak agamanya padahal suami atau bapaknya telah berusaha semaksimal mungkin mendidik dan mengarahkannya kepada kebaikan, maka apalagi perempuan yang tidak diarahkan dan bahkan dibiarkan larut dalam kerusakan dan maksiat? Semoga Allah Azza Wa Jalla menjaga generasi kita dari segala keburukan. Hanya kepada-Nya kami bertawakkal dan hanya kepada-Nya kami bertaubat.*

*Hani Akbar
Ketua Umum PP Muslimat Hidayatullah