MUSHIDA.ORG — Pimpinan Daerah Muslimat Hidayatullah Kutai Timur (PD Mushida Kutim) menggelar kegiatan kajian refleksi atas pemikiran dan gagasan pendiri Hidayatullah, Allaahuyarham Ustadz Abdullah Said, beberapa hari lalu. Acara tersebut menghadirkan pembicara Ustadz Thoriq Nur Kalam yang juga seorang praktisi pendidikan.
Dalam pemaparannya, Ustadz Thoriq menjelaskan bahwa Ustadz Abdullah Said telah melahirkan gagasan yang luar biasa yang kini menjadi khazanah keilmuan Islam yang patut terus ditelaah. Sistematika Nuzulnya Wahyu (SNW) yang digagas almarhum Said sebagai manhaj gerakan merupakan metodologi dakwah yang mengambil spirit Nubuwwah.
Kata Ustadz Thoriq, dari gagasan Abdullah Said dengan SNW, setidaknya dapat ditarik kesimpulan bahwa ada 5 (lima) patokan dasar yang harus menjadi bagian dari harapan perubahan kita ke depan sebagai ummat Islam yang ingin berIslam secara kaffah.
“Lima dasar tersebut adalah Tauhid yang sempurna, bangga akan Manhaj yang Syamil (lurus), memperbaiki hablumminallah dan habluminannas secara intens, dakwah sebagai alat perbaikan diri dan ummat, dan kelima berjama’ah dalam ketaqwaan,” jelas Ustadz Thoriq
“Kapan kita bisa merasakan indahnya berislam, yaitu saat kita menemukan dalam kehidupan berjamahh yang para jamaahnya hidup seperti rahib di malam hari, dan seperti singa kelaparan di siang hari”.
Totalitas dalam berjuang, itulah kata Thoriq, yang diingikan oleh Allahuyarham Ustadz Abdullah Said. Sehingga bila sudah tidak adalagi pekerjaan, maka bangunan yang ada dibongkar lalu dibangun kembali untuk menunjukkan kepada Allah sikap kerja keras kita dalam berjuang. (Kiriman Mushida Kutai Timur)