Puluhan muslimat dari berbagai kota di Jakarta, Bogor, Depok, dan Bekasi (Jabodebek) mengikuti training dasar kekaderan (Marhalah Ula) yang digelar oleh Pengurus Wilayah Muslimat Hidayatullah (PW Mushida) Jabodetabek bekerjasama dengan Pengurus Daerah Muslimat Hidayatullah (PD Mushida) Kota Depok, Sabtu-Ahad (7-8/02/2015).
Pelatihan yang berlangsung intensif selama 2 hari ini mengusung tema “Mencetak Kader Muslimat Hidayatullah Menuju Keluarga Qurani”. Kegiatan pengkaderan yang serupa juga rutin dilakukan di berbagai wilayah ini dihadiri oleh Sekjen PP Mushida, Amalia Husnah Bahar, M.Pd.I saat sesi penutupan.
Ketua Panitia, Neneng Asiah, yang ditemui wartawan disela-sela acara, mengatakan tema yang diusungnya merupakan isu sentral yang selama ini memang telah menjadi perhatian Muslimat Hidayatullah. Karenanya, kata dia, tema tersebut dipakai oleh wilayah lainnya dalam setiap event seperti ini.
Kata Neneng, membangun keluarga Qurani merupakan sesuatu hal yang saat ini sangat mendesak. Apalagi realitasnya saat ini tantangan global baik pemikiran dan pengaruh gaya hidup permisif, telah banyak menjebak muslimat sehingga alpa terhadap kodratnya sebagai ummahat.
“Dengan keluarga Qurani kita mendambakan kemuliaan dunia dan kebahagiaan di akhirat. Keduanya adalah dua sisi yang tak bisa dipisahkan,” ujar Neneng.
Lebih jauh Neneng menukaskan keluarga Qurani adalah keluarga yang selalu berinteraksi dengan Al-Quran yang menjadikannya sebagai pedoman hidup.
Keluarga Qurani sejatinya adalah miniatur Baitul muslimin atau Keluarga Islami yang di dalamnya ada komunitas mitsaly (keteladanan) dari sebuah masyarakat Islami dan daulah Islamiyah. Keluarga Qurani dibangun di atas asas aqidah yang bersih (tauhid), ibadah yang shahih, akhlak yang lurus, dan fikrah Islamiyah yang kokoh.
Karenanya, dia menegaskan, sebuah rumah tangga berstatus Islami manakala asas penegakannya didasari Tauhidullah, sebab seluruh orientasi hidup ini akan sangat ditentukan oleh asasnya.
Sementara itu, Siti Mustasyrifah, salah seorang peserta dari Cibubur, mengaku mendapatkan spirit baru setelah mengikuti pelatihan ini. Ia mendapatkan banyak bekal ilmu baik menyangkut wawasan keislaman maupun seputar kerumahtanggan.
Selain itu, Mustasyrifah juga mengaku mendapatkan sahabat-sahabat baru yang menyenangkan. Apalagi memag para peserta umumnya belum saling kenal karena jarak mukim antar mereka yang memang berjauhan dari satu kota ke kota lain. Meski sudah saling kenal, namun dengan acara ini mereka dapat saling lebih erat.
“Semoga ukhuwah islamiyah ini senantiasa terjaga,” harapnya. Amiiin. (an/cha)