Sabriati Aziz Raih Gelar Doktor Pendidikan

04 Januari 2016

Oleh : admin

mushida

Ketua Majelis Pertimbangan Pusat (MPP) Muslimat Hidayatullah, Sabriati Aziz, dikukuhkan secara resmi sebagai Doktor Pendidikan Islam oleh Universitas Ibn Khaldun (UIKA) Bogor, Senin, 23 Rabiul Awwal 1437 H (04/01/2016).

Sebelumnya Sabriati berhasil mempertahankan disertasinya yang berjudul “Kurikulum Pendidikan Adab Bagi Keluarga Muslim (Analisa Pemikiran Para Mufassir Terhadap QS. Al-Tahrim [66]: 6)” di hadapan dewan penguji yang diketuai langsung oleh Rektor UIKA, Dr. H. Ending Bahruddin.

Hadir pula pada kesempatan itu para promotor dan penguji, Prof. Dr. KH. Didin Hafidhuddin, Dr. Adian Husaini, Dr. Ulil Amri Syafri, Dr. Abas Mansur Tamam, dan Dr. Hendri Tanjung selaku promotor dan penguji.

Sidang terbuka tersebut mengantarkan Sabriati meraih doktor pendidikan ke-106 di kampus UIKA dengan predikat “Sangat Memuaskan”.

Dalam penelitiannya, Sabriati mengungkap, saatnya keluarga muslim memiliki kurikulum pendidikan yang baku dalam mendidik anggota keluarganya. Terlebih ibu atau keluarga adalah sebagai madrasah pertama bagi anak-anaknya.

“Dalam hal ini, kami secara khusus menggali pemikiran para ulama tafsir mengenai kurikulum pendidikan adab yang terdapat dalam surah al-Tahrim ayat keenam,” ucap Sabriati.

Menurut Sabriati, selain kurangnya pemahaman orang tua, ketiadaan kurikulum pendidikan yang baku disebutkan menjadi salah satu faktor hilangnya ruh pendidikan dalam sebuah keluarga Muslim.

“Selama ini kurikulum hanya dikenal berlaku di sekolah dan lembaga pendidikan formal. Padahal rumah adalah institusi terpenting dalam pendidikan kepribadian anak dan seluruh anggota keluarga,” papar muslimah yang juga Ketua Presidium Badan Musyawarah Organisasi Islam Wanita Indonesia (BMOIWI).

Dalam kesempatan sama, Adian Husaini menyambut baik dan mengapresiasi disertasi Sabriati yang dimenurutnya sebagai sebuah terobosan baru dalam meretas persoalan pendidikan keluarga. Sebab di saat yang sama konspirasi kesetaraan gender kian marak menyerang kaum muslimah.

“Ini semua tantangan buat bapak dan ibu, bagaimana memberikan pendidikan terbaik dalam menjaga keluarga, khususnya pendidikan adab dan membentuk kepribadian,” terang Ketua Program Doktor Pendidikan Islam UIKA tersebut.

Lebih jauh Adian menjelaskan adanya kekeliruan sebagian orangtua yang memahami bahwa pendidikan itu hanya berada di sekolah. Sedang orangtua seolah hanya bertugas mencari uang untuk membiayai sekolah anak-anak mereka.

“Ini pemahaman keliru, sebab yang diperintahkan untuk menjaga keluarga dari neraka itu orangtua, bukan orang lain,” imbuh Adian.

Sementara itu, prestasi akademik Sabriati ini bagi Muslimat Hidayatullah, menjadi kado tersendiri jelang digelarnya helatan akbar, Musyawarah Nasional (Munas) ke-IV Mushida 26-28 Rabiul Awal 1437 H/ 7-9 Januari 2016 di Kota Malang, Jawa Timur. Munas Mushida 2016 tersebut mengusung tema “Bersama Keluarga Qur’ani Tinggikan Martabat Bangsa”. (Masykur)