Edukasi Orangtua, Mushida Seminar Bahaya Homoseksual

18 Maret 2016

Oleh : admin

mushida

Sebagai bentuk keperihatinan terhadap maraknya perilaku homoseksual di Indonesia, Muslimat Hidayatullah Makassar bekerjasama dengan Komunitas Pencinta Keluarga (KIPIK), mengadakan seminar bertema ‘Menyelamatkan Bangsa dari Darurat LGBT’ di Aula Al-Bayan Hidayatullah Makassar, Rabu (16/03/2016) lalu.

Dalam sambutannya, Haderah, selaku Ketua Mushida Makassar menyampaikan keprihatinannya terhadap maraknya kasus homoseksual yang menurutnya terjadi juga karena lengahnya benteng dari keluarga.

“Perilaku homoseksual ini berawal dari rumah tangga yang tidak memberikan pencerahan kepada anggota keluarganya, untuk itu kami mengadakan seminar ini, agar kita bisa mengenali LGBT dan melakukan pencegahan dari rumah tangga kita,” terangnya.

Sementara itu, Dr. Hj. Sabriati Aziz, M.Pd.I, pakar parenting yang juga sebagai narasumber pada seminar tersebut menjelaskan, bahwa meskipun istilah LGBT baru ramai terdengar belakangan ini, namun sebetulnya tindakan menyimpang itu sudah ada sejak jaman dahulu.

“Untuk itu kita harus mengenalinya dan melakukan tindak pencegahan,” ujar Sabriati yang juga pendiri portal berita keluarga www.kipikonline.com ini.

Lebih lanjut, pendiri Komunitas Pencinta Keluarga (KIPIK) ini memaparkan, bahwa peran orang tua sangat diharapkan untuk mencegah perilaku homoseksual, ketika ada salah seorang anggota keluarga yang mulai terjangkiti, kata dia, harus segera diterapi sebelum makin kuat penyimpangannya.

“Sebab ketika parah, akan sulit untuk menyembuhkannya,” tukasnya.

Selain itu, Syawaliah Gasmini, M.Psi selaku pemateri kedua juga menjelaskan, bahwa untuk mengenali perilaku LGBT dirasa gampang-gampang susah, namun secara umum, lanjutnya, ada beberapa perbedaan perilaku maupun fisik yang sangat mecolok.

“Seorang homo cenderung pendiam dan tertutup, memperhatikan penampilan, dan biasanya bajunya ketat, memakai hiasan serta fashion yang up to date,” papar psikolog yang juga dosen Universitas Negeri Makassar ini.

Seminar yang dihadir oleh sekira 150 ibu-ibu dari berbagai majelis taklim yang ada di kota Makassar ini, ditutup dengan sesi tanya jawab dan foto bersama. */Hidcom