Muslimat Hidayatullah Sulbar Gelar Seminar Nasional Parenting

23 April 2016

Oleh : admin

mushida

Pengurus Wilayah Muslimat Hidayatullah Sulawesi Barat (Sulbar) menggelar acara seminar nasional sehari bertajuk edukasi parenting dengan tema “Membangun Generasi Qur’ani Bebas LGBT” berlangsung di Hotel Pantai Indah, Kota Mamuju, Sulbar, Sabtu (23/04/2016).

Acara ini terselenggara dengan sukses atas kerjasama Muslimat Hidayatullah Sulbar dengan Tim Penggerak PKK Provinsi Sulbar, BkkbN, Lembaga Komunitas Pecinta Keluarga (KIPIK) dan didukung oleh Bank Muamalat.

Dalam sambutannya saat membuka acara seminar, Asisten I Provinsi Sulbar, H. Nur Alam Tahir, SH. M.Pd.I, menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada Pengurus Wilayah Muslimat Hidayatullah Sulbar atas inisiasinya menggelar seminar yang mengusung tema yang cukup sensitif tapi sangat substansial dalam pemahaman pentingnya ketahanan keluarga.

“Perilaku lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT) perlu diantisipasi melalui upaya nyata dari keluarga untuk membentengi diri, pasangan, dan anak-anak kita dengan nilai-nilai ajaran agama yang kental,” kata Nur Alam Tahir.

Hal senada juga disampaikan oleh Ketua BkkbN Provinsi Sulbar, Dra Rita Mariany, M.Pd, saat ditemui dalam sesi audiensi dengan Pengurus Pusat (PP) Muslimat Hidayatullah yang diwakili oleh anggota MPP PP Mushida, DR Sabriati Aziz, M.Pd.I dan sejumlah Pengurs Wilayah (PW) Muslimat Hidayatullah Sulbar.

Pada kesempatan tersebut Rita Mariany menyatakan sangat menyambut baik program-program keummatan yang telah digulirkan oleh organisasi Muslimat Hidayatullah dan seminar tersebut yang diakuinya BkkbN sendiripun belum pernah menyentuhnya.

“BkkbN sejauh ini hanya sebatas menyentuh wilayah program pada sosialisasi pencegahan penggunaan obat-obat terlarang dan kenakalan remaja. Karena itu kami sangat menyambut baik kegiatan kemasyarakatan oleh Muslimat Hidayatullah ini,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Sulawesi Barat, Hj. Eni Anggraini Anwar,  melalui utusannya mengatakan sangat mendukung terselenggaranya acara seminar ini dan siap bekerja sama dengan Muslimat Hidayatullah Sulbar dalam program-program yang bersifat sosial, pendidikan, dan dakwah. Beliau tidak berkesampatan hadir pada acara tersebut karena harus melakukan study banding ke Swiss.

Adapun narasumber utama yang hadir adalah tokoh pemerhati pendidikan dan parenting DR Sabriati Aziz, M.Pd.I. Dalam pemaparannya beliau mengemukakan bahwa remaja adalah komunitas yang paling rentan terpapar perilaku LGBT mengingat kelabilan jiwa mereka.

Karenanya, anggota MPP PP Mushida yang juga pembina di portal berita keluarga KipikOnline.com ini mendorong setiap keluarga untuk tak mengabaikan peran komunikasi dan hubungan yang intensif antar orangtua dan anak serta mengoptimalkan peran rumah sebagai medium membangun karakter mulia.

“Solusi dari berbagai upaya dekonstruksi moral dan permisifisme sikap yang menggerogoti umat dan bangsa ini adalah kembali kepada komunikasi keluarga, memahami kembali urgensi ikatan pernikahan, penguatan pola asuh dan penguatan mental keagamaan,” ujar Sabriati.

Narasumber lainnya, pakar psikologi Verawaty, S.Psi, mengatakan bahwa sangat penting menyadarkan orang tua akan perannya dan memberi mereka pengetahuan tentang LGBT agar dapat mendeteksi anak-anak mereka sedini mungkin.

“Orangtua hendaknya tidak terlalu memanjakan anak-anak mereka dengan gadget tanpa pernah mencari tau apa-apa saja yang mereka konsumsi dari benda berbahaya itu. Mengingat dari benda inilah anak dapat mengakses tontonan atau game yang dapat merusak orientasi seks mereka,” pesannya.

Ketua Panitia Ummu Abdullah mengatakan tema ini sengaja diusung oleh Muslimat Hidayatullah Sulbar mengingat fenomena LGBT bagaikan gunung es yang hanya nampak sebagian kecil di permukaan tapi sejatinya mengandung ancaman besar di baliknya. Parahnya lagi, kata dia, remaja dan anak-anak pun telah terkena imbas paparan dari penyimpangan perilaku seks yang memang sukar dideteksi ini.

“Diharapkan dengan terselanggaranya seminar ini dapat membuka mata para orangtua, guru dan remaja akan bahaya LGBT. Serta anak-anak kita mampu mengatakan tidak ketika mereka diperhadapkan pada paparan tersebut. Tentu peran agama merupakan kunci yang dapat membentengi seseorang dari paparan LGBT,” imbuhnya.

Seminar ini dihadiri sedikitnya 250 peserta dari kalangan ibu-bu majelis taklim, utusan dari berbagai organisasi wanita, guru, mahasiswa dan perwakilam pelajar SMA se-Kabupaten Mamuju. Diagendakan acara seminar nasional LGBT serupa akan dilaksanakan juga di 3 kabupaten di Sulawesi Barat. Dimulai dari Mamuju, Majene, dan Polman, demikian disampaikan panitia. */ Miftahussa’adah – Mamuju

FOTO-FOTO: