Peradaban Islam di Indonesia dengan Penguatan Peran Muslimat

27 April 2016

Oleh : admin

mushida

Indonesia adalah negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia menyimpan potensi kekuatan besar, yang cukup ditakuti oleh musuh-musuh Islam.

Bahkan, dalam sebuah dokumen rahasia milik kaum Yahudi, diketemukan bahwa Indonesia dianggap negara yang akan mengancam kekuatan Israel. Itu sebabnya akan dimusnahkan oleh Israel sebelum tahun 2025.

Demikianlah pemaparan disampaikan Irawati Istadi, sekretaris Majelis Penasehat Muslimat Hidayatullah saat membuka pidatonya dalam acara Persidangan Wanita Antar Bangsa (Perwanis) 2016 di hotel Blue Wave, Shah Alam, Malaysia, belum lama ini  (27/04/2016)..

“Ancaman tersebut sekarang sudah dirasakan dengan semakin besarnya tantangan kehidupan yang ditimbulkan dari serangan para musuh Islam tersebut,” kata Irawati.

Televisi, misalnya, sebagai hiburan rakyat yang tergolong murah. Setiap harinya menawarkan puluhan channel  yang berlomba-lomba menayangkan lagu-lagu remaja bertema asmara, dengan para penyanyinya yang membuka aurat. Sementara itu, film bertema cinta menduduki rating tertinggi, dengan cerita pergaulan bebas para tokohnya.

Tak kalah hebatnya, lanjut Irawati, serangan kaum kapitalisme menciptakan budaya belanja di kalangan kaum muslimah. Pertumbuhan gedung pertokoan (mall) di Jakarta sudah tidak terkendali. Dengan jumlah 173 mall, Jakarta menjadi kota dengan mall terbanyak di dunia.

“Mall ini merusak fungsi tatanan rumah sebagai baiti jannati, salah satunya sebagai tempat istirahat dan berhibur bersama keluarga, digantikan dengan hiburan jalan-jalan dan berbelanja. Kaum kapitalisme itu memiliki tujuan untuk merubah keinginan menjadi kebutuhan,” terang Irawati.

Karena itu, Irawai mengatakan salah satu upaya kunci bagi muslimah Indonesia untuk menghadapi semua tantangan tersebut adalah dengan meningkatkan kualitas pendidikan muslimahnya. Dalam hal ini, Hidayatullah telah berperan mendirikan berbagai lembaga pendidikan, di antaranya, mendirikan 168 Taman Kanak-kanak yang dikoordinasikan di bawah Muslimah Hidayatullah.

Selain itu, lanjut beliau, di setiap cabang yang telah mampu, diupayakan diselenggarakan pendidikan setingkat SD, SMP dan SMA. Sementara di tingkat perguruan tinggi, Hidayatullah mendirikannya di Balikpapan, Surabaya, Malang, Depok dan Batam.

Upaya berikutnya yang tak kalah pentingnya adalah melakukan pembinaan keluarga-keluarga muslim di Indonesia. Dalam hal ini, Hidayatullah pun mengambil peran, salah satunya dengan menyelenggarakan Pernikahan Mubarak.

Dalam pernikahan ini, ada dua keutamaan yang diperoleh, Pertama, karena antara calon pengantin putra dan putri telah sama-sama dibina aqidahnya dengan benar, sehingga pada akhirnya mampu menyerahkan diri secara penuh, bertawakkal kepada Allah, dan menghindarkan godaan hawa nafsu dengan cara menyerahkan diri dan minta dipilihkan pasangan hidupnya kepada pihak Hidayatullah.

Keutamaan berikutnya adalah pernikahan ini dilaksanakan sesuai syar’i dengan mengutamakan adab syiar walimah yang sederhana dan tidak berlebih-lebihan, yang dinampakkan dalam bentuk walimah berjamaah beberapa pasang pengantin.

“Kelak selanjutnya, keluarga-keluarga muslim ini terus mendapatkan pembinaan sehingga keluarga mereka mampu menjadi teladan bagi masyarakat serta mengajak dan memberikan perubahan berarti dalam masyarakat dalam menuju pembangunan peradaban Islam,” demikianlah Irawati bertutur dalam pidatonya yang mendapatkan sambutan meriah oleh tak kurang dari 150 peserta persidangan tersebut yang berasal dari Malaysia, Indonesia, Brunei Darussalam dan Singapura. (ybh/hio)