Semarak Seminar Mushida “Indonesia Bebas LGBT” di Majene

24 April 2016

Oleh : admin

mushida

Pengurus Daerah Muslimat Hidayatullah (PD Mushida) Kabupaten Majene bekerjasama dengan Komunitas Pecinta Keluarga (KIPIK) dan didukung Pemerintah Kabupaten Majene, Sulawesi Barat, menggelar acara dialog dan seminar membahas masalah parenting untuk ketahanan keluarga yang mengusung tema besar “Kokohkan Keluarga Indonesia Bebas LGBT” di Kabupaten Majene, Ahad (24/04/2016).

Dalam sambutannya Ketua penggerak PKK Kabupaten Majene, Dra.Hj Fatmawati Fahmi MH, mengatakan peran keluarga sangat penting dalam menguatkan ketahanan moral bangsa. Karena itu ia mengaku sangat antusias dan memberi apresiasi kepada Mushida yang bisa memberi solusi serta membahas masalah-masalah mendasar diantaranya persoalan penyebaran penyakit lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT).

Fatmawati berharap Muslimat Hidayatullah terus menguatkan perannya yang tidak saja dalam mengatasi problem domestik tetapi juga terus meneguhkan kiprahnya seperti yang selama ini telah dilakukan.

“Saya sangat antusias sekali dan menyambut baik berbagai program-program Muslimat Hidayatullah di Kabupaten Mamuju. Konsen Mushida sangat beriringan dengan program PKK dan pemerintah secara umum untuk menguatkan ketahanan keluarga,” tukasnya.

Sementara itu penasehat KIPIK yang juga anggota MPP PP Muslimat Hidayatullah yang menjadi narasumber dalam seminar ini, DR Sabriati Aziz, mengutarakan pentingnya pemahaman terhadap perkembangan global saat ini.

Menurutnya, globalisasi yang saat ini telah melingkupi di semua sektor seluruh dunia tak terkecuali Indonesia, telah memperlihatkan lahirnya berbagai gejala ironi kemanusiaan.

“Tidak sedikit keluarga yang secara materi sangat berkecukupan, tetapi mengalami kegalauan yang tak bertepi karena keluarga terabaikan. Di pihak lainnya, dan ini lebih ironis, banyak keluarga yang secara ekonomi sangat terbatas, namun juga jauh dari agama,” tukasnya.

Fenomena semacam itu, menurut Sabriati, agaknya telah menjadi gejala umum di masyarakat khususnya di kota-kota besar. Namun, tegasnya, fenomena serupa bukan tidak mungkin juga terjadi di desa-desa.

Karenanya ia menggagas gerakan kembali kepada keluarga. Salah satu konsennya yakni mensosialisasikan bahaya paparan LGBT yang salah satu penyebab terbesarnya adalah nihilnya perhatian dan peran rumah sebagai wadah efektif mencegah berbagai perilaku permisif.

Senada dengan itu, pembicara lainnya yaitu Najibah Bachyt F Syahid yang juga Ketua Badan Kontak Majelis Taklim (BKMT) Kabupaten Majene, membahas pentingnya peran pengajaran agama untuk mencegah perilaku menyimpang di masyarakat.

Dengan kembali kepada nilai-nilai ajaran Al Qur’an serta mengamalkan kandungan isinya, tegas Najibah, Insya Allah keluarga muslim akan terproteksi dalam zona aman dari berbagai paparan negatif pengaruh globalisasi yang bahkan telah merangsek masuk ke kampung-kampung.

Di akhir acara Sabriati Aziz yang juga Ketua Presidium Badan Musyawarah Organisasi Islam Wanita Indonesia (BMOIWI) menyerahkan buah cinderamata dari Muslimat Hidayatullah kepada Ketua Penggerak PKK Kabupaten Majene, Dra.Hj Fatmawati Fahmi MH dan juga kepada Ketua Badan Kontak Majelis Taklim (BKMT) Kabupaten Majene Najibah Bachyt F Syahid.

Ketua panitia acara seminar, Ibu Aida, berharap kegiatan seperti ini dapat terus digalakkan di Kabupaten Majene mengingat pentingnya materi yang dibahas.

“Semoga sinergi antar Muslimat Hidayatullah, BKMT, PKK, dan secara umum dengan Pemerintah Kabupaten Majene ini terus terjalin dengan baik dalam rangka membangun Bumi Assamalewuang (julukan Kabupaten Majene) menjadi wilayah yang maju, unggul,dan bermartabat,” kata Aida. (ybh/hio)