Lain ladang lain belalang, lain lubuk lain ikannya. Barangkali benar kata peribahasa itu jika perbedaannya pada tata cara memeriahkan bulan Ramadhan di daerah satu dengan yang lainnya. Namun sama jenis hewannya yaitu belalang. Dan sama target kesibukannya yakni meningkatkan kualitas ibadah dan amal jariyah dalam Ramadhan kali ini.
Hal itu setidaknya seperti ditunjukkan Pengurus Muslimat Hidayatullah Kabupaten Mamuju yang memiliki kegiatan yang cukup padat selama bulan puasa ini.
Semarak kegiatan Mushida itu kemudian dikuatkan dengan keberadaan beberapa mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Syariah Hidayatullah Balikpapan yang sedang melakukan Praktek Kerja Daerah (PKD) .
Beragam program pun diselenggarakan mulai dari Pesantren Ramadhan, daurah jurnalistik hingga pendidikan praktis menjadi pengusaha melalui pegelaran pasar amal.
Ketua Pengurus Wilayah Muslimat Hidayatullah Sulawesi Barat (PW Mushida Sulbar) Siti Masytah, S.Ag, menjelaskan kegiatan ini diharapkan menjadi media bersosialisasi kepada masyarakat tentang kondisi saudara muslim kita di Aleppo-Suriah saat ini membutuhkan empati dan kepedulian kita bersama.
Pagelaran pasar amal itu adalah hasil kerja sama dengan toko swalayan Famili dan Majelis Taklim Marmatunnajaah serta didukung oleh Lembaga Amil Zakat Nasional Baitul Maal Hidayatullah (Laznas BMH) dalam pendistribusian bantuan sembako dan bingkisan lebaran kepada masyarakat dhuafa di kabupaten tersebut.
Intensitas Ibadah
Sebagaimana umumnya, sejak memasuki bulan mulia ini, target-target pencapaian menghatamkan bacaan al-Quran, memperbanyak sedekah, shalat tarawih dan tahajjud serta upgrading tenaga pendidik di TK, SD dan SMP Integral Al-Furqan Hidayatullah Mamuju menguatkan pemahaman ulumuddin hingga tahsinul Qur’an.
Pada wilayah kemasjidan juga tidak kalah intens. Kuliah singkat santri dan pembina menjelang tarawih tausiah bada shubuh menghiasi langit Mamuju melalui loadspeaker masjid Ar-Risalah itu.
Setiap malamnya semua warga yang juga dai mendapatkan jadwal di beberapa masjid dalam kota Manakarra itu untuk mengisi tausiah tarawih. Juga semarak safari yang dilakukan oleh tim dai khusus ke beberapa wilayah seputaran Mamuju.
“Perasaan letih sebenarnya ada, apalagi dengan padatnya kegiatan di siang harinya,” aku Nurdin dai Hidayatullah Mamuju.
Senada dengan itu, dai lainnya Herman DJ mengatakan, “Ramadhan bukan waktu liburan, justru bulan (Ramadhan) ini kita padatkan kegiatan agar bisa meningkatkan kualitas ibadah kita”.
Kemudian, dirasa sangat butuh akan rujukan yang baik dalam menguatkan wawasan keislaman hingga kajian kitab Mukhtashar Suabil Iman digalakkan di setiap menjelang sholat dhuhur yang dibimbing langsung oleh KH. Nursyam Qamaruddin diikuti seluruh warga dan santri Hidayatullah Mamuju.
Di saat yang bersamaan di sela padatnya rutinitas itu, pengurus melalui lembaga amil zakatnya tidak kehilangan fungsi sosialnya justru makin terlihat meningkat dengan animo serta kepercayaan masyarakat Mamuju untuk bermitra dalam penggalangan dan pendistribusian zakat, infaq dan sedekahnya. */ Muhammad Bashori