Dewan Pengurus Daerah Muslimat Hidayatullah Kota Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), menggelar acara pelatihan pembelajaran untuk pendalaman Al Qur’an, belum lama ini. Hadir pada kesempatan tersebut sebagai pemateri Tuti Rahmawati.
Beliau adalah kandidat doktor Institut Ilmu Quran, Tangerang, Jakarta. Tuti Rahmawati menjadi pemateri pada acara tersebut yang berlangsung di Komplek Rumah Quran Hidayatullah Kelapa Lima, Kota Kupang, NTT, Selasa sore (26/07/2016).
Selain jajaran pengurus DPD Mushida Kupang dan pengurus wilayah, hadir pula dalam rangkaian acara singkat ini antara lain, Senator NTT, Anwar Hadi Tori, Ketua DPD Hidayatullah Kota Kupang, Syaiful Bahri, Ketua Yayasan Ulil Amri, dan pengurus Taman Pendidikan Rumah Quran Hidayatullah Kota Kupang.
Dalam penyampaiannya, Tuti banyak berinteraksi dengan peserta. Dengan gaya khas retorika yang memadai ia mampu memberikan gambaran tentang materi, cara mengajar yang efektif bagi guru di lingkup Taman Pendidikan Quran (TPQ), yang notabene adalah anak usia dini dimulai dari umur 5 tahun hingga 12 tahun.
Tuti kini telah lama bergelut di dunia pendidikan anak-anak selama kurang lebih 25 tahun. Walau dirinya telah mencapai pendidikan kandidat doktor, sampai sekarang ia juga masih mengajar anak-anak TPQ.
Mengapa demikian? Ia bercerita bahwa, dari taman pendidikan seperti inilah tabungan akherat kita yang akan kita petik nanti hasilnya. Karena dengan mengajar anak-anak usia dini, kita telah menyiapkan generasi terbaik pada masa yang akan datang.
Tak ayal ketika mengurus anak-anak TPQ, ia banyak diundang di beberapa kota, baik dalam negeri muapun luar negeri. Diantaranya, Tuti pernah diundang ke Australia dan Amerika Serikat.
Dalam safarinya ke beberapa daerah di NTT. ia sempatkan mampir berbagi ilmu di hadapan guru dan ustadz Taman Pendidikan Rumah Quran.
Tuti berpesan, kalau mau jadi guru yang handal maka persiapkan segala sesuatunya saat mengajar. Diantaranya, ilmu yang mumpuni, akhlak yang baik, serta kurikulum tempat mengajar tersebut diterapkan.
Ada guru yang ketika mengajar tidak sempat mempersiapkan segala sesuatu, sehingga ketika berhadapan dengan murid akhirnya ia kewalahan.
Materi apa yang harus diajarkan itulah paling menentukan suksesnya kegiatan belajar anak-anak. Tuti berbagi tips, Jadi guru itu harus banyak senyum. Tiada pantas bagi seorang pendidik bermuka masam di hadapan peserta didik.
Kata dia, Guru yang berhasil adalah mampu mendidik yang tidak bisa sekali dalam hal baca tulis menjadi bisa baca tulis. Ia pun menambahkan, sehingga dari itu segala sesuatu mesti dipersiapkan dengan matang oleh guru.
Menurut laporannya, dirinya bisa hadir ke NTT adalah atas izin Allah Swt lewat rejeki yang dititipkan Allah kepada Bapak Syafruddin Atasoge, yang kini menjadi Senator NTT.
Syafruddin Atasoge sendiri adalah pemerhati umat Islam di wilayah kerjanya. Banyak kegiatan atau program kerja umat Islam di NTT yang dibantu. Kalau saja ia tidak terpilih pada periode yang lalu mungkin nasib umat Islam NTT tak akan seperti ini. Cerita tuti pada sela sela acara tersebut. */Usman AW