Menjadikan Al Qur’an sebagai Spirit Asas Segala Aktifitas

24 Oktober 2016

Oleh : admin

mushida

AWALI tahun baru Hijriyah dengan mengasaskan al-Qur’an dalam setiap pikiran, perasaan, dan seluruh pekerjaan yang ada.

Demikian disampaikan oleh Ketua Yayasan Pondok Pesantren (YPP) Hidayatullah Pusat Balikpapan, Ust Zainuddin Musaddad, dalam kegiatan Silaturahim Muharram,  belum lama ini dan ditulis pada Senin, (24/10/2016).

“Dengan motivasi di atas, seluruh kegiatan seorang Muslim bisa terorientasi untuk menghidupkan dan mengamalkan al-Qur’an,” ucap Zainuddin.

Acara silaturahim yang diawaki oleh Muslimat Hidayatullah (Mushida) tersebut diadakan di Aula “Prasmanan”, Gunung Tembak, Balikpapan.

Diterangkan Zainuddin, ada golongan manusia yang imannya tak lagi berfungsi dengan baik. Sebabnya, kecintaan orang itu kepada harta yang dimiliki melebihi harga keimanan dalam dirinya.

“Dalam al-Qur’an, orang itu disebut fasik, imannya rusak dan hidupnya jauh dari al-Qur’an,” paparnya sambil mengutip surah at-Taubah [9]: 24.

Untuk itu, lanjutnya, dibutuhkan spirit berhijrah. Yaitu hidup bukan cuma asal berubah dan bergerak. Tapi darimana asal perubahan itu dan kemana arahnya.

“Hijrahlah seperti yang Rasulullah ajarkan. Hijrah karena iman dan ketaatan, tanpa dinodai oleh kepentingan materi dunia,” terang ustadz yang juga pakar parenting.

Menurut Abah Zain, sapaan akrabnya, hijrah yang benar akan mengokohkan iman seseorang dan memudahkan menegakkan ibadah dan syariat agama.

“Kalau keimanannya rapuh, maka yang ada hanya pertimbangan bahkan penolakan dalam menerima perintah dan syariat lainnya,” ungkap Zainuddin.

Acara slaturahim yang bertajuk “Dengan Semangat Hijrah kita Tingkatkan Iman dan Ilmu menuju Peradaban Islam” itu dihadiri oleh ratusan jamaah pengajian dan majelis taklim di Balikpapan.

“Pesertanya dari semua kelompok pengajian (ummahat), majelis taklim Qanitat, dan majelis taklim al-Ikhwan,” terang Sholehah, ketua Mushida Gunung Tembak.

Selain kegiatan muhadharah (pencerahan), acara Silaturahim Muharram tersebut juga dirangkai dengan penampilan santri Rumah al-Qur’an yang menghafal al-Qur’an dengan metode at-Tibyan.

“Ini juga sekaligus sosialisasi dan tawaran bagi jamaah yang berniat membuka untuk membuka Rumah al-Qur’an di kediamannya,” tutup Sholehah. */Masykur Abu Jaulah