Majelis Murabbiyah Mushida Narasumber Kajian Sirah Nabawiyah di Balikpapan

13 Januari 2017

Oleh : admin

mushida

ANGGOTA Dewan Majelis Murabbiyah PP Muslimat Hidayatullah (Mushida) menjadi narasumber kajian sejarah Nabawiyah yang diadakan oleh Pengurus Daerah Istimewa Muslimat Hidayatullah Gunung Tembak, Kaltim, belum lama ini. Kedua narasumber tersebut adalah Ir. Amalia Husna Bahar, M.Pd.I dan Hani Akbar S.sos.I,

Bertempat di Aula Pertemuan Asrama Putri Hidayatullah Gunung Tembak, kajian Sirah Nabawiyah yang berlangsung selama 3 hari ini mengangkat tema “Urgensi Sirah Nabawiyah dalam Mengimplementasikan Manhaj Sistematika Wahyu”.

Turut hadir membuka acara dalam kegiatan tersebut Ust Amin Machmud selaku Dewan Pembina Wilayah Khusus Hidayatullah Tunung Tembak.

Dalam sambutannya beliau mengapresiasi kesungguhan dan semangat para ummahat dalam menuntut ilmu, bukti nyatanya adalah  mereka menyempatkan diri  hadir di acara ini untuk menelaah dan mengkaji Sirah Nabawiyah .

Ust Amin mengatakan, Sebagi seorang muslim yang mengaku sebagai ummat Nabi Muhammad dan berittiba’ kepadanya, maka sudah seharusnya mengkaji sejarah perjalanan hidup dan dakwah Rasulullah SAW.

“Mempelajari dan mengkaji sirah bagi seorang muslim sangat urgent. Bagaimana mungkin seorang ibu bisa mendidik putra putrinya menjadi pribadi seperti Ali bin Abu Thalib atau seperti Anas bin Malik yang cemerlang dan ahli hadits jika tidak mempelajari sirah nabawiyah. Sementara kedua sahabat yang mulia ini dididik langsung oleh Rasulullah,” jelasnya.

Sementara itu, Amalia Husna Bahar dalam penyampaiannya yang sangat lugas, reflektif, dan sarat akan kedalaman pengetahuan sejarahnya, beliau menekankan pentingnya memahami dan mempelejari sejarah secara konfrehensif.

Mengutip pernyataan Sufyan Ibnu Uyainah, dikatakan bahwa: ”Sesungguhnya Rasulullah Shallallahu Alaihi wasallam adalah timbangan inti. Maka segala sesuatu ditimbang dengan akhlak, sirah, dan petunjuk beliau. Yang sesuai maka itulah yang benar dan yang berlawanan dengannya maka itulah kebathilan”.

“Salah satu kisah terbaik itu adalah kisah kisah dan berita tentang khatimul anbiya Shallallahu ‘alaihi wasallam dalam menyebarkan risalah Rabb-Nya dan apa yang terjadi padanya dan kaumnya. Inilah yang diistilahkan dengan sirah Nabawiyah,” terang Amalia Husna yang karib disapa Bunda Yuyu ini.

Beliau menerangkan, dalam QS. Al-Ahzab ayat 21 kita diperintahkan untuk melihat dan meneladani Rasulullah. Tentunya, tegasnya, untuk dapat melihat keteladanan dari dalam diri Rasulullah kita harus mempelajari Sirah Nabawiyah.

“Dan siapa yang mempelajari Sirah Nabawiyah maka dia telah melaksanakan perintah Allah dan baginya pahala,” imbuh praktisi pendidikan yang juga mantan Sekretaris Jenderal PP Mushida ini.

Salah seorang peserta kajian dari Balikpapan Timur bernama Nursiah, mengaku bersyukur dapat mengikuti kajian sejarah ini karena bisa mendapatkan tambahan pengetahuan.

“Alhamdulillah, setelah mengikuti kajian Sirah Nabawiyah ini potret  Rasulullah semakin jelas, yang sebelumnya kabur. Saya ingin menularkan spirit cinta Rasul dengan mempelajari sejarah Nabi lebih intens kepada orang orang disekitar saya terutama keluarga,”, tukas Nursiah. (ybh/hio)