Mementingkan urusan sekaligus mencintai Baitul Maqdis adalah indikasi keimanan yang menyala dalam jiwa orang beriman.
Hal itu ditegaskan oleh Santi WE. Soekanto, peneliti Institut Al-Aqsha untuk Riset Perdamaian (ISA) dalam paparannya saat Talk Show yang digelar di Balikpapan, beberapa waktu lalu.
“Beriman kepada Allah berarti mementingkan, mencintai, dan memikirkan tempat-tempat yang dipentingkan, dicintai, dan dipikirkan oleh Allah. Salah satunya ialah Baitul Maqdis,” ujar Santi Soekanto.
Menurut relawan Sahabat Al-Aqsha (SA) itu, Baitul Maqdis punya kedudukan istimewa secara nash tekstual dan rekam jejak sejarah umat Islam.
Di antaranya, lanjutnya, Baitul Maqdis merupakan pusat berkah dunia sekaligus kiblat pertama umat Islam. Baitul Maqdis juga menjadi tanah pilihan Allah untuk ditempati sejumlah Nabi utusan Allah.
Lebih jauh, masih dalam paparan peneliti, Baitul Maqdis juga menjadi tempat berkumpulnya Nabi dan Rasul saat Nabi Muhammad diperjalankan dalam peristiwa Isra dan Mikraj. Ia penting dan strategis bagi orang beriman sejak masa dahulu hingga Akhir Zaman kelak.
“Itulah mengapa kita harus senantiasa mencintai, membela, dan memperjuangkan Baitul Maqdis yang tengah dijajah Yahudi Zionis saat ini,” jelas wartawan senior tersebut.
Untuk diketahui, acara Talk Show digelar di sela rangkaian semarak kegiatan Silaturahim Nasional (Silatnas) Hidayatullah yang berlangsung 22-25/11 di Kampus Gunung Tembak, lalu.
Tim Warta Mushida