Muslimat Hidayatullah Peserta KUII VII Tahun 2020 di Bangka Belitung

28 Februari 2020

Oleh : admin

mushida
BABEL – Organisasi wanita Islam perempuan pendukung Hidayatullah, Muslimat Hidayatullah (Mushida) menjadi peserta aktif Kongres Umat Islam Indonesia (KUII) VII Tahun 2020 yang diwakili oleh Ketua Umum Reni Susilawati dan Sekretaris Jenderal Leny Syahnidar Djamil yang digelar di  Novotel Bangka Hotel and Convention Centre, Pangkalpinang, Kepulauan Bangka Belitung selama 4 hari  Rabu-Sabtu, 26-29 Februari 2020.
Kongres besar yang digelar oleh Dewan Pimpinan Majelis Ulama Indonesia Pusat (DP MUI Pusat) tersebut membahas berbagai masalah yang menyangkut umat, bangsa, dan negara. Melalui forum kongres tersebut diharapkan akan dapat dihasilkan berbagai usul dan solusi untuk menyelesaikan berbagai masalah dan tantangan yang dihadapi oleh umat dan bangsa Indonesia.
Adapun tema Kongres Umat Islam Indonesia VII Tahun 2020 ini adalah Strategi Perjuangan Umat Islam Indonesia Untuk Mewujudkan NKRI yang Maju, Adil dan Beradab. 
Dari KUII VII 2020 ini secara umum bertujuan terwujudnya kualitas umat terbaik (khaira ummah) dalam lima gatra, yaitu aspek politik, ekonomi, hukum, pendidikan-kebudayaan, dan kehidupan beragama dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia dan dunia sebagai manifestasi dari Islam Wasathiyah dan rahmat bagi seluruh alam (rahmatan lil ‘alamiin).
Selain itu, KUII ke-VII 2020 ini juha diharapkan semakin meneguhkan Kiblat Bangsa sesuai dengan cita-cita pendiri bangsa yang termaktub dalam Pembukaan (Mukadimah) dan pasal-pasal UUD NRI Tahun 1945 serta ajaran Islam.
Dalam Kongres ini membahas serta merumuskan design dan strategi pemaksimalan peran umat Islam sebagai subjek dalam berbagai bidang kehidupan terutama dalam bidang ekonomi, politik, hukum, pendidikan dan budaya dalam menyelami era revolusi industri 4.0. Juga menyoroti pentingnya pelibatan umat Islam di bidang ekonomi, politik, budaya, keagamaan serta pemantapan manifestasi peran terbaik umat Islam dalam menjaga keluhuran agama dan mengelola negara
Selain itu, KUII ini juga menargetkan upaya menguatnya harmoni pergerakan umat Islam Indonesia dalam mengawal kiblat bangsa agar arah pembangunan nasional senantiasa sesuai dengan Pancasila dan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
KUII juga menargetkan semakin terkonsolidasinya peran umat Islam lintas sektoral dalam mewujudkan kemaslahatan umat dan bangsa dalam aspek politik kebangsaan, ekonomi, hukum, pendidikan-kebudayaan, dan kehidupan beragama dalam bingkai spirit Islam Wasathiyah.
Selain daripada itu, KUII 2020 ini diharapkan akan lahirnya suatu design strategi perjuangan umat Islam Indonesia yang terbaik seiring dengan perkembangan zaman era digital yang ditandai dengan realita disrupsi dan pergeseran norma.
Kongres Umat Islam Indonesia VII 2020 ini mengupas beragam materi seperti membahas problematika, cita-cita dan strategi politik kebangsaan kontemporer umat Islam, mengurai problematika, serta revitalisasi cita-cita dan strategi ekonomi dalam Penguatan arus baru ekonomi umat Islam dalam era revolusi industri 4.0.
Juga membedah problematika, cita-cita dan strategi revitalisasi penegakan hukum secara adil, konsekwen, dan dalam system, produk hukum, maupun kelembagaan, problematika, cita-cita dan strategi penguatan pendidikan dan kebudayaan yang kompetitif namun tetap berkepribadian Indonesia.
KUII juga membahas problematika, cita-cita dan strategi serta komitmen kehidupan beragama umat yang mencerahkan, penuh keteladanan, moderat, dan produktif terhadap nilai-nilai kebaikan dan kemajuan. Serta membahas problematika, cita-cita dan strategi filantropi Islam dan rumusan Deklarasi Bangka Belitung. 
Peserta Kongres Umat Islam Indonesia VII 2020 berjumlah 800 orang, dengan komposisi 750 peserta utusan dan 50 observer, terdiri dari Pengurus MUI Pusat, unsur wakil-wakil Ormas Islam tingkat pusat, unsur MUI provinsi se Indonesia, unsur pondok pesantren, unsur perguruan tinggi dan lembaga riset, unsur lembaga filantropi Islam, unsur Organisasi Kepemudaan Islam, unsur perwakilan negara luar, unsur kalangan profesional bidang pendidikan, dakwah, ekonomi, dan peneliti, tokoh perorangan baik dari kalangan ulama, zuama, cendekiawan, dan lain-lain.