Inilah Kiat Sukses Muslimah Dalam Berdakwah

18 Desember 2020

Oleh : admin

mushida

JAKARTA – Ketua Umum Pengurus Pusat (PP) Muslimat Huidayatullah Dr. (Cand) Reny Susilowati, M.Pd mengutarakan kiat-kiat dalam memenangkan dakwah di era seperti sekarang. 

“Jadikan gawai sebagai peluang untuk menambah ilmu, bukan ancaman,” ungkap Dr. (Cand) Reny Susilowati dalam menanggapi salah satu pertanyaan peserta usai memaparkan materinya dalam webinar bertajuk “Meneguhkan Integritas Muslimah Demi Tegaknya Peradaban Islam” pada Sabtu (05/12/2020).  

Hal yang ditakuti sebagian orang tua pada masa pandemi ini ialah pengaruh buruk gawai atau gadget terhadap anak. Tidak dapat dipungkiri bahwa study from home atau pembelajaran jarak jauh ini membutuhkan gadget sebagai perantara anak dalam menimba ilmu. 

Masa pandemi yang menuntut seseorang untuk tidak gagap teknologi atau gaptek, justru dikhawatirkan menjadi bumerang bagi anak-anak yang tidak bijak dalam menggunakannya.

“Namun, hal tersebut tidak boleh dijadikan sebagai momok yang berlebih ketika buah hati memiliki furqon (kemampuan dalam membedakan hal yang baik dan buruk) dan adanya prosedur penggunaan gadget dalam keluarga,” jelas anggota Departemen Tarbiyah Yayasan Pondok Pesantren Hidayatullah Depok ini pada webinar yang disiarkan melalui kanal YouTube Hidayatullah ID.

Lebih jauh, Reny menyebutkan setidaknya ada tiga strategi yang bisa diterapkan orang tua dalam menanggulangi persoalan tersebut. 

Pertama, adanya prosedur dan batasan waktu penggunaan gadget yang harus dipatuhi anak. 

Kedua, orang tua memiliki otoritas terhadap ruang lingkup anak dan wajib memantau saat anak menggunakan gadget.

 “Tentu orang tua tidak boleh bersikap diktatis. Prosedur tersebut dibuat berdasarkan kesepakatan bersama antara orang tua dan anak,” tuturnya memberikan saran.

Strategi yang ketiga yaitu proteksi orang tua terhadap kecanggihan anak dalam berselancar maya. Sikap protektif dan self control akan melindungi anak dari pengaruh buruk yang timbul dari sosial media.   

Selain memegang peran kultural dalam keluarga, Reny juga menerangkan bahwa seorang muslimah juga memiliki andil dalam berdakwah dan tarbiyah di lingkup eksternal.

Peran ini membutuhkan komitmen dan syarat. Sebab tak semua orang dapat melakukannya dengan seimbang. 

“Syarat seorang muslimah mengambil peran dakwah atau organisasi di luar rumah, ia harus memastikan bahwa tugasnya sebagai ibu dan istri telah tuntas ditunaikan,” tegasnya. 

Komitmen untuk tidak mengabaikan kepentingan keluarga juga menjadi hal yang utama. Ketika kita sudah mengikrarkan diri untuk mengemban amanah organisasi, maka tetap prioritaskan tugas di rumah dan keluarga. 

Peran ini menuntut seorang muslimah memiliki manajemen waktu yang baik dan adanya pemahaman suami dan anak-anak di rumah. Memahamkan pada anak bahwa ibunya memiliki tugas dakwah di luar rumah juga tak boleh diabaikan. Seorang muslimah yang berkiprah di luar, tentu juga dimaksudkan untuk kebaikan dan kemuliaan keluarga. 

“Semoga dengan kesibukan, Allah mendatangkan keberkahan tesendiri bagi keluarga kita,” harap Reny untuk kebaikan seluruh muslimah.

Sebagai informasi, Muslimat Hidayatullah dan Wanita ISMA telah melakukan penandatangan perjanjian kerjasama di bidang dakwah dan pertukaran informasi. Webinar kali ini merupakan follow up dari kerja sama yang terjalin antara kedua belah pihak.

Untuk diketahui, Muslimat Hidayatullah akan menggelar Musyawarah Nasional V secara virtual. Acara berpusat di Pondok Pesantren Hidayatullah Depok, Kota Depok, Jawa Barat. Dengan dihadiri 33 peserta sebagai perwakilan tiap Pengurus Wilayah (PW) Mushida yang ada di berbagai provinsi. Webinar series 3 ini merupakan rangkaian acara Munas V Mushida.

Perhelatan akbar lima tahunan itu akan digelar pada 26-27 Desember 2020 dengan mengusung tema “Meneguhkan Integritas Muslimah Demi Tegaknya Peradaban Islam”.*/Arsyis Musyahadah