Pentingnya Peran Wanita sebagai Tonggak Kokohnya Peradaban

17 Desember 2020

Oleh : admin

mushida

JAKARTA – Ketua Umum Pengurus Pusat (PP) Muslimat Huidayatullah Dr. (Cand) Reny Susilowati, M.Pd mengatakan, pentingnya untuk terus meneguhkan kedudukan dan peran wanita sebagai pilar peradaban sebuah bangsa. 

“Selain sebagai madrasatul ulaa, wanita adalah ‘Imaad al-bilaad,” kata Reny Susilowati, M.Pd sebagai narasumber pertama dalam webinar series 3 bertema “Meneguhkan Integritas Muslimah Demi Tegaknya Peradaban Islam” pada Sabtu (05/12/2020). Hadir juga sebagai narasumber tokoh perempuan asal negeri Jiran, Dr. Suriani Sudi.

Webinar yang dimoderatori oleh Ani Chaerani, S.Pd.I, narasumber mengungkapkan bahwa wanita adalah pilar yang berfungsi mengokohkan sebuah bangunan. Sebagaimana rumah yang memiliki pilar untuk menguatkan agar tak runtuh, demikian juga seorang wanita. Ia memiliki peran yang besar untuk mengokohkan keluarga.

“Mengapa hadits menyebutkan An-Nisaa’ ‘Imaad al-‘bilaad, bukan Ar-Rijaal ‘Imaad al-Bilaad?,” tanya Pengurus Badan Musyawarah Organisasi Islam Wanita Indonesia (BMOIWI) ini di hadapan ribuan audience pada webinar yang disiarkan secara live streaming pada kanal Youtube Hidayatullah ID.

Dia menjelaskan, tentu di balik itu semua ada alasannya. Dalam Islam, dia menerangkan, wanita dipilih untuk mengokohkan keluarga karena dengan kelembutan, kesungguhan, ketekunan dan keikhlasannya, ia mampu menghadirkan surga dan memberi kebahagiaan bagi keluarganya.

“Tugas peradaban menjadi beban seorang muslimah, karena ia bertanggung jawab terhadap kualitas generasi,” tegas anggota Inter Moslem Women’s Union (IMWU) 2013-2015 ini. 

Maka, dia menegaskan, muslimah yang akan mengokohkan pilar-pilar peradaban melalui generasi yang dilahirkan. Kiatnya yaitu menanamkan visi yang lurus terhadap anak, dan memiliki profil yang baik sebagai role model bagi keluarga.

Reny memaparkan bagaimana profil muslimah berdasarkan urutan turunnya wahyu yang menjadi manhaj Hidayatullah pada webinar yang disiarkan melalui TV Pertiwi Malaysia.

Surah pertama yang turun merupakan pengejawantahan terhadap eksistensi Rabb sebagai Sang Pencipta dan Penguasa. Berdasarkan surah Al-‘Alaq ayat 1-5, seorang muslimah harus ber-Iqra’, membaca segala ciptaan-Nya baik fenomena, masalah, atau musibah dengan paradigman iman.

“Membaca segala kekuasaan-Nya dengan bismirabbik. Jika seorang muslimah memiliki cara pandang dan perspektif yang benar, maka anak-anak kita akan memiliki tauhid yang lurus,” tuturnya.

Muslimah harus menjadikan Al-Qur’an sebagai visi dan cita-cita tertinggi. “Output dari seseorang yang menjadikan Al-Qur’an sebagai visi hidupnya ialah akhlak mulia yang ada dalam dirinya. Akhlak yang baik akan menghindarkan seseorang dari perilaku maksiat,” terang Reny dengan mengutip surah Al-Qalam ayat 1-7.

Menjadikan Al-Qur’an sebagai khittah dan cita-cita bukan sesuatu yang mudah. Terlebih iman seseorang yang kadang naik turun. Untuk itu, seorang muslimah membutuhkan bekal ruhani sebagaimana yang termaktub dalam surah Al-Muzammil ayat 1-10. Yaitu sholat malam, tilawah Al-Qur’an dan dzikirullah. 

Dia mengungkapkan, ibadah tersebut akan menjadi nutrisi yang menguatkan diri dalam melakukan kegiatan sehari-hari. Dengan sholat yang didirikan, sesungguhya seorang hamba telah menginginkan kehidupan akhirat.

Dengan bekal ruhani tersebut, maka seorang muslimah layak menjalankan tugas sebagai khalifah Allah untuk amar ma’ruf nahi mungkar. Peran dakwah dan tarbiyah ini tersirat dalam surah Al-Mudatsir ayat 1-7, imbuhnya.

Sedangkan profil berdasarkan surah Al-Fatihah adalah menjadi muslimah yang siap hidup berjama’ah dan siap dipimpin. Surah Al-Fatihah menyebutkan nama lain atau asmaul husna. 

“Dengan ar-Rahmaan dan ar-Rahiim, maka kita telah mengajarkan cinta dan menyebarkan cahaya dalam keluarga,” pungkasnya.

Demikian profil yang harus dimiliki oleh seorang muslimah dan hal tersebut menjadi bagian penting dalam paradigma hidup.

Sebagai informasi, Muslimat Hidayatullah dan Wanita ISMA telah melakukan penandatangan perjanjian kerjasama di bidang dakwah dan pertukaran informasi. Webinar kali ini merupakan follow up dari kerja sama yang terjalin antara kedua belah pihak.

Untuk diketahui, Muslimat Hidayatullah akan menggelar Musyawarah Nasional V secara virtual. Acara berpusat di Pondok Pesantren Hidayatullah Depok, Kota Depok, Jawa Barat. Dengan dihadiri 33 peserta sebagai perwakilan tiap Pengurus Wilayah (PW) Mushida yang ada di berbagai provinsi. Webinar series 3 ini merupakan rangkaian acara Munas V Mushida.

Perhelatan akbar lima tahunan itu akan digelar pada 26-27 Desember 2020 dengan mengusung tema “Meneguhkan Integritas Muslimah Demi Tegaknya Peradaban Islam”.*/Arsyis Musyahadah