Bulan Ramadhan memiliki banyak keutamaan. Salah satunya adalah Lailatul Qadr, suatu malam yang lebih baik daripada seribu bulan. Berikut pemaparan tentang Lailatul Qadr oleh Abu Abdillah Syahrul Fatwa bin Luqman dalam buku yang berjudul Panduan Lengkap Puasa Ramadhan Menurut Al-Qur’an dan Sunnah.
Lailatul Qadr diambil dari rangkaian dua kata yaitu lailatun yang berarti malam. Dipilih malam hari— bukan siang—menunjukkan keistimewaan waktu malam. Al-Qadr yang mempunyai dua arti yang masyhur, yaitu kemuliaan dan penetapan. Malam tersebut mulia yang tiada bandingnya. Ia mulia karena terpilih sebagai malam turunnya al-Qur’an dan turunnya para malaikat dengan membawa kesejahteraan. Malam tersebut sebagai malam penetapan dan pengaturan Allah bagi perjalanan hidup manusia selama setahun. Imam Nawawi berkata, “Para ulama menjelaskan, ‘Dinamakan Lailatul Qadr karena pada malam itu para malaikat menulis segala takdir.”
Lailatul Qadr adalah malam yang mulia, Allah telah memuliakannya dengan banyak keutamaan dan kebaikan. Malam ini lebih baik dari seribu bulan, ibadah pada malam ini sebanding dengan ibadah seribu bulan yaitu 83 tahun 4 bulan.
Imam Ibnu Katsir mengatakan, “Malaikat banyak yang turun pada malam ini karena banyaknya kebaikan pada malam tersebut. Para malaikat turun bersamaan dengan turunnya keberkahan dan rahmat.”
Allah berfirman
“Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.” (QS. Al-Qadr: 1-5)
Di antara keistimewaan Lailatul Qadar ialah
- Allah menurunkan pada malam tersebut kitab suci al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan kunci kebahagiaan mereka di dunia dan di akhirat
- Malam itu lebih baik daripada seribu bulan
- Para malaikat turun pada malam tersebut dengan membawa kebaikan, rahmat, dan berkah
- Malam itu disebut salam atau malam kesejahteraan karena banyak hamba Allah yang selamat dari siksaan disebabkan ketaatannya kepada Allah
Rasulullah bersabda
“Carilah oleh kalian keutamaan lailatul qadr (malam kemuliaan) pada malam-malam ganjil di sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan.” (H.R Bukhari)”
Para ulama mengatakan hikmah tersembunyinya kepastian waktu Lailatul Qadr itu agar manusia bersungguh-sungguh untuk mencarinya. Seandainya kepastian malamnya diberitahukan, maka manusia hanya akan bersungguh-sungguh di malam itu saja (sedangkan malam lainnya tidak).
Maka hendaknya seorang muslim bersemangat dan berlomba-lomba menghidupkan malam Lailatul Qadr dengan memperbanyak amal ibadah seperti dzikir, qiyamul lail, membaca al-Qur’an, sedekah, dan sebagainya.
Rasulullah bersabda
“Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam apabila memasuki sepuluh malam terakhir, beliau mengikat sarungnya, menghidupkan malamnya dan membangunkan istri-istrinya (untuk shalat malam)“ (H.R Bukhari Muslim)
Begitu sering kita membaca atau mendengar petuah tentang keistimewaan yang terdapat pada Lailatul Qadr. Setiap hamba pasti mendambakannya. Namun jika bukan karena izin dan kehendak Allah, tentu kita tidak akan mendapatkannya. Untuk itu, kita berikhtiar maksimal, memuji asma-Nya, memohon kepada-Nya, agar Allah menghendaki kita untuk mendapatkan keistimewaan Lailatul Qadar.