Halaqah Sebagai Wadah Pembinaan Keputrian

21 Juni 2022

Oleh : admin

mushida
Halaqah Sebagai Wadah Pembinaan Keputrian

Keputrian adalah salah satu departemen dalam Organisasi Muslimat Hidayatullah, yang berada di bawah koordinasi Ketua Bidang Organisasi. Keputrian Muslimat Hidayatullah menjadi wadah pembinaan anak putri dari usia 7 tahun sampai remaja yang belum menikah. Anggota keputrian Muslimat Hidayatullah terhitung saat usia 17 tahun ke atas dan menjadi titik fokus pembinaan di Keputrian. Wadah pembinaan yang dimaksud ialah halaqah.

Mengingat halaqah Pandu Hidayatullah merupakan salah satu program di bawah Kurikulum Departemen Kepesantrenan DPP Hidayatullah, maka diperlukan pemateri dalam menyampaikan secara langsung dari pengurus Sako Pandu Pusat. Untuk itu, Departemen Keputrian Muslimat Hidayatullah mengadakan kegiatan Sosialisasi Manajemen Halaqah Pandu dan Keputrian yang dilaksanakan pada Sabtu, 18 Juni 2022 secara virtual.

“Wadah pembinaan melalui berhalaqah dengan tujuan menjadikan santri yang memiliki pemahaman yang baik tentang Sistematika Wahyu, melahirkan kader-kader yang militan dan berpengaruh, merajut ukhwah serta berada dalam satu barisan untuk beramal dan berorganisasi secara berjamaah,” ucap Ustadzah Mutiah Najwati, Ketua Departemen Keputrian PP Mushida dalam menyampaikan sambutan pada kegiatan yang diikuti oleh Murabbiyah Pandu dan Keputrian, Pengasuh, Pengurus PW dan PD Keputrian Muslimat Hidayatullah.

Ustadz Daryono Syarif sebagai pemateri menyebutkan bahwa konsep kaderisasi untuk santri di Hidayatullah melalui Gerakan Pandu Hidayatullah. Dalam melaksanakan amanah tersebut dibutuhkan doa, kerja sama, dan silaturahmi untuk mempersembahkan kader terbaik Hidayatullah.

“Sako Hidayatullah merupakan bagian dari Pandu Hidayatullah yang memiliki legasi atau izin operasional dalam pelaksanaan kegiatan kepanduan khususnya yang bersifat jasadiyah atau kepramukaan dan kemasyarakatan,” ungkapnya.

Gerakan Pandu Hidayatullah ialah suatu aktivitas pengkaderan santri Hidayatullah yang bertujuan mendidik anggotanya supaya menjadi generasi yang siap menjadi pelanjut dakwah dan perjuangan Islam melalui Hidayatullah. Gerakan ini bukan hanya sekadar ekstrakurikuler melainkan sebagai konsep kaderisasi santri.

“Maksud dan tujuan Gerakan Pandu Hidayatullah yaitu memberikan bekal keilmuan maupun spiritual, mendidik para santri agar memiliki jiwa kepemimpinan, memberikan wadah berorganisasi bagi santri, melahirkan kader pejuang Islam melalui Hidayatullah,” terang Panglima Gerakan Pandu Hidayatullah ini.

Program pembinaan Gerakan Pandu Hidayatullah terdiri dari tarbiyah tsaqafiyah (wawasan dan pengetahuan), tarbiyah jasadiyah, tarbiyah ruhiyah (penanaman adab), tarbiyah ijtima’iyah (sosial kemasyarakatan),dan tarbiyah qiyadiyah (kepemimpinan).

Lebih lanjut beliau mengatakan bahwa pengelolaan kegiatan Pandu Hidayatullah Putri disinergikan dengan Muslimat Hidayatullah. Materi kemuslimahan dengan memahami peran Muslimah dalam rumah tangga dan masyarakat perlu disampaikan yaitu menjadi Muslimah yang berpribadi sholihah, sebagai istri bagi seorang mujahid, sebagai ibu bagi generasi Rabbani, sebagai da’iyah tangguh, sebagai mujahidah fi sabilillah.

Halaqah adalah sistem pengkaderan terstruktur dan berkelanjutan yang terdiri dari beberapa anggota dan dibimbing oleh seorang murabbiyah.

“Mengapa harus halaqah? Halaqah merupakan sistem pendidikan Islam tertua, yang telah dipraktekkan oleh Rasulullah sejak awal turunnya Islam di rumah sahabat bernama Arqam. Sistem halaqah ini juga telah diwariskan dari generasi ke genarasi dan telah terbukti efektifitasnya dalam membentuk kepribadian seorang muslim,” imbuhnya.

Demikian yang dilakukan oleh Abdullah Said dalam mendirikan Hidayatullah yaitu dengan membentuk halaqah sebagaimana yang dilakukan Rasulullah.

Halaqah Pandu Hidayatullah merupakan wadah pembinaan santri Hidayatullah yang dibentuk dan dikoordinasikan oleh pesantren, sekolah, madrasah, dan amal usaha pendidikan Hidayatullah lainnya.

Halaqah Pandu Hidayatullah berfungsi sebagai sarana mempersaudarakan, sebagai sarana tarbiyah dalam memahami ayat-ayat Allah, dan sarana pengorganisasian dengan hidup berjama’ah. Allah berfirman

“Dialah yang mengutus seorang Rasul kepada kaum yang buta huruf dari kalangan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, menyucikan (jiwa) mereka dan mengajarkan kepada mereka Kitab dan Hikmah (Sunnah), meskipun sebelumnya, mereka benar-benar dalam kesesatan yang nyata.” (QS. Al-Jumu’ah: 2)

Kegiatan halaqah Pandu Hidayatullah sebagaimana halaqah lainnya yang terdiri dari pembukaan, tilawah Al-Qur’an, tarjamah, kajian inti Sistematika Wahyu, muhasabah, infaq, dan penutup.

Kegiatan tersebut diakhiri dengan sebuah pantun.

Pergi ke Manggarai membeli peti

Bentuknya persegi bahannya besi

Jangan mencurigai apalagi rebutan roti

Mari bersinergi wujudkan visi organisasi

Dari program yang dicanangkan tersebut harapannya akan menghasilkan lima profil kader Hidayatullah yaitu shohihun fil aqidah, mutakhalliqun bil qur’an, mujiddun fil ibadah, daa’in ilallah, multazimun bil jama’ah.