(Balikpapan, Mushida.org) Muslimat Hidayatullah sebagai Organisasi Pendukung Hidayatullah telah berkomitmen penuh untuk mendukung terlaksananya program-program Tarbiyah dan Dakwah sebagai gerakan mainstream Organisasi. Untuk menyukseskan gerakan Tarbiyah dan Dakwah tersebut, diperlukan kader-kader yang kompeten, mumpuni dan dapat diandalkan untuk menjadi aktivis penggerak organisasi, murabbiyah serta daiyah.
Untuk melahirkan kader-kader yang andal dan kompeten tersebut, diperlukan program-program perkaderan yang intens, berjenjang dan berkelanjutan, di antaranya dalam bentuk Daurah Marhalah Ula dan Daurah Marhalah Wustha.
Oleh karena itulah, Pengurus Pusat Muslimat Hidayatullah dalam hal ini Departemen Perkaderan bersama Pengurus Wilayah Muslimat Hidayatulah Kalimantan Timur dan Pengurus Daerah Muslimat Hidayatullah Balikpapan menyelenggarakan Daurah Marhalah Wustha pada tanggal 13-16 Juli 2022/14-17 Dzulhijjah 1443 H.
Daurah Marhalah Wustha merupakan training perkaderan jenjang kedua setelah Daurah Marhalah Ula, yang bertujuan memberikan pemahaman dan penajaman khitthah, visi, misi dan jatidiri lembaga kepada para kader Muslimat Hidayatullah. Daurah Marhalah Wustha diharapkan dapat memberikan bekal yang diperlukan bagi para kader Muslimat Hidayatullah Hidayatullah dalam menjalankan tugasnya sebagai aktivis penggerak organisasi, pengurus dan murabbiyah halaqah ula.
Ketua Yayasan Pondok Pesantren Hidayatullah Ummul Qura Balikpapan, Ust. Hamzah Akbar, S.Sos.I. dalam sambutannya menyampaikan bahwa visi, misi dan jatidiri Hidayatullah wajib dipahami oleh setiap kader. Sebab itu adalah hal yang sangat mendasar dan prinsipil dalam kehidupan berlembaga di Hidayatullah.
“Sebagian besar problematika itu berawal dari kurangnya pemahaman terhadap hal-hal yang asasi dan mendasar. Bagi seorang kader, pemahaman terhadap asas dan jatidiri lembaga adalah keniscayaan. Karena jika menjalani perjuangan ini tidak berangkat dari pemahaman terhadap asas dan jati diri lembaga, maka semuanya akan jadi problem,” tegasnya.
Senada dengan Ustadz Hamzah Akbar, Ketua Umum Pengurus Pusat Muslimat Hidayatullah, Ustadzah Hani Akbar, S.Sos.I dalam sambutannya sekaligus membuka acara Daurah Marhalah Wustha Ummahat ini juga menegaskan pentingnya memahamkan Jatidiri Organisasi melalui Daurah Marhalah Wustha dalam upaya transformasi mainstream manhaj tarbiyah dan dakwah bagi setiap kader.
“Pemahaman utuh manhaj sistematika wahyu yang menjiwai seluruh Jatidiri Hidayatullah diberikan dengan metode Inkuiri yang selanjutnya dipaparkan ulang dalam forum diskusi dan presentasi,” terangnya di hadapan 150-an lebih peserta dan tamu undangan yang memadati Masjid Nurul Mukhlisin di kompleks Asrama Putri Pesantren Hidayatullah Balikpapan.
Selanjutnya, ia menekankan pentingnya niat tholabul ilmu, serta ghirah untuk meningkatkan tsaqafah Islamiyah agar tidak menjadikan sebuah amalan dilaksanakan tanpa ilmu. Lebih jauh lagi, menurut Ibu yang memiliki 4 orang putra dan 1 orang putri ini, seluruh materi yang diberikan hanyalah cuplikan dari kedalaman khazanah ilmu yang akan digali dan diperdalam melalui halaqah.
“Makin mempelajari jatidiri ini akan membuat kita semakin merindukan kembalinya peradaban yang pernah ada di masa keberadaan Rasulullah Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam beserta para sahabat, sebuah masa atau era yang digelari sebagai khairul qurun,” pungkasnya.
Sementara itu, Ketua Panitia Penyelenggara Ustadzah Mulqiah AQJ dalam sambutanya memaparkan bahwa Daurah Marhalah Wustha kali ini dilaksanakan secara paralel 3 kelas, yakni 1 kelas Ummahat yang diikuti oleh 84 peserta yang berasal dari Ummahat Muslimat Hidayatullah Balikpapan, serta 2 kelas mahasiswi yang terdiri dari 34 orang mahasiswi semester 6, 32 orang semester 8 serta beberapa orang alumni STIS Hidayatulah Putri. Total keseluruhan peserta dari ummahat dan mahasiswi serta alumni STIS Hidayatullah berjumlah 154 orang.
Pemateri pada Daurah Marhalah Wustha kali ini adalah para instruktur Daurah Marhalah Wustha tingkat Pusat yang berasal dari unsur Dewan Murabbi Pusat dan Dewan Pimpinan Pusat Hidayatullah serta Pengurus Pusat dan Majelis Murabbiyah Pusat Muslimat Hidayatullah.
Para peserta terlihat sangat antusias dan bersemangat mengikuti acara yang berlangsung maraton selama 3 hari penuh ini. Raut-raut wajah serius terlihat ketika sedang menyimak pemaparan para pemateri. Sesekali raut tegang menghiasi wajah para peserta ketika pemateri mengajukan pertanyaan yang menyasar peserta secara acak, atau ketika sesi presentasi, di mana para peserta diharuskan untuk maju ke depan mempresentasikan materi yang telah mereka dapatkan. Tetapi tak jarang pula senyum dan tawa menguar di ruang acara pada saat sesi presentasi tersebut yang acap kali diwarnai tingkah dan celetukan para presentator yang mengundang gelak tawa yang mampu mencairkan ketegangan peserta.*/ Zahratun Nahdhah