(Jakarta, mushida.org) PII Wati adalah Badan Otonom PII yang didirikan di Yogyakarta pada 1947 yang khusus melakukan pembinaan pelajar putri. Pada awalnya gagasan Korps PII Wati lahir di Training Centre (TC) Keputerian PII se-Indonesia yang dilaksanakan pada tanggal 20-28 Juli 1963 di Surabaya.
Dalam perkembangan selanjutnya, Korps PII Wati semakin mandiri. Pengurus Korps PII wati tidak lagi dipilih dari bidang keputrian, namun dipilih dalam musyawarah khusus dalam institusi musyawarah PII. Pada usianya yang ke-58 tahun, PII Wati senantiasa memberikan warna dalam perjuangan PII dengan fokus kepada isu-isu tentang perempuan dan anak.
PP Muslimat Hidayatullah dalam hal ini, Sekretaris Jenderal, Ketua Departemen Antar Lembaga, dan Humas dapat memenuhi undangan Hari Lahir Korps PII Wati ke-58 pada 31/07/2022 di Graha Mental Spiritual, Jl. Haji Awaludin, Tanah Abang, Jakarta Pusat.
Acara yang mengusung tema “PII Wati sebagai Identitas Perempuan Berkarya dan Berdampak” dihadiri oleh Pengurus Besar PII, PP Muslimah Keluarga Besar PII, PP Muslimat Hidayatullah, Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI), dan Koordinasi Wilayah (Korwil) PII Wati dari berbagai Provinsi Indonesia.
Hari Lahir Korps PII Wati ke-58 ini turut mengundang Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia Dr. H. Sandiaga Salahuddin Uno, MBA. dan Anggota DPR RI, Hj. Himmatul Aliyah, M.Si.
Ketua Umum PB PII, Rafani Tuahuns menyebutkan bahwa kader PII Wati tidak hanya menjaga benteng, tetapi juga melakukan pembinaan terhadap generasi yang lahir dan menempati posisi strategis dalam kepemimpinan sosial.
“Semoga PII Wati terus menjadi penerang dan penyejuk. Menerangi jalan perjuangan sekaligus menjadi penyejuk jalan yang dipilih,” ucapnya dalam sambutan yang disampaikan.
Sedangkan Ketua PP Muslimah Keluarga Besar PII mengatakan bahwa meskipun sudah berumah tangga, namun perempuan tetap harus berkarya dan meningkatkan kualitas diri agar menjadi manfaat bagi orang lain di sekitar kita.
Sebagaimana sabda Rasulullah
“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain” (HR. Ahmad)
Launching Women Digital Economy Bootcamp yang merupakan rangkaian pada acara kali ini resmi dibuka oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia Dr. H. Sandiaga Salahuddin Uno, MBA. yang hadir secara virtual. Women Digital Economy Bootcamp merupakan kegiatan pelatihan wirausaha komprehensif dan profesional.
Tak kalah istimewa, Korps PII Wati juga menghadirkan soft launching karya yang berjudul
“Bincang Aktivis Perempuan” yang ditulis oleh kader-kader PII Wati yang berlatar belakang pendidikan yang berbeda. Bincang Aktivis Perempuan adalah kumpulan essay berilustrasi yang mengangkat tema seputar pengalaman sebagai aktivis perempuan.
Dalam Pidato Harlah PII Wati ke-58, Ketua Korpus PII Wati, Azkia Khaerun Nida menuturkan bahwa jilbab adalah identitas perempuan yang tidak boleh ditanggalkan. PII Wati yang membina pelajar putri memiliki peran dalam memahami identitasnya sebagai muslimah.
“Tantangan dakwah tidak ringan sejak pandemi ini. Untuk itu mari meluruskan niat, meningkatkan semangat juang, merapatkan barisan, menjaga sikap dan tutur kata untuk mewarnai kehidupan sebagai seorang muslimah,” imbuhnya.
“PII Wati pada usianya yang semakin matang ini diharapkan tetap konsisten melakukan pembinaan terhadap perempuan. Semoga PII Wati semakin kuat, matang, dan melesat dalam meraih prestasi,” ujar Hj. Himmatul Aliyah, M.Si, Anggota DPR RI sebagai Keynote Speech pada acara ini.
Hari Lahir PII Wati ke-58 ini turut dimeriahkan oleh Anak Pejuang Subuh yang mempersembahkan marawis dan nasyid.
“Semoga PII Wati dapat terus berkiprah, berkarya, dan menebarkan manfaat,” harap Sekjend PP Mushida, Sarah Zakiyah pada Hari Lahir PII Wati ke-58.
Sedangkan Ketua Departemen Hubungan Antar Lembaga, Wulansari mengatakan, “Harapannya, PII Wati mampu menjadi wadah bagi perempuan dalam berkarya. Semoga Muslimat Hidayatullah dan PII Wati bisa menjalin sinergi,” ungkapnya kepada Ketua Korpus PII Wati, Azkia Khaerun Nida.