Rajut Ukhuwah, PP Muslimat Hidayatullah Menghadiri Undangan Wanita Isma di Malaysia

03 Oktober 2022

Oleh : admin

mushida
Rajut Ukhuwah, PP Muslimat Hidayatullah Menghadiri Undangan Wanita Isma di Malaysia

Ukhuwah yang telah terjalin lama antara Muslimat Hidayatullah dan Wanita ISMA (Ikatan Muslimin Malaysia) menjadi alasan utama hadirnya utusan PP Mushida pada acara Konvensyen Wanita Islam Nasional atau Konwanis yang rutin diadakan oleh Wanita ISMA setiap dua tahun sekali.

Ustadzah Sabriati Aziz (Ketua Majelis Penasihat Mushida) dan Ustadzah Sarah Zakiyah (Sekjend PP Mushida) sebagai utusan PP Mushida berkesempatan menghadiri Konwanis yang digelar di Dewan Seri Sarjana UNITEN pada 24 September 2022 dihadiri oleh 1.600 peserta dari berbagai cabang ISMA di Malaysia.

Dengan mengangkat tema “Teguh Hadapi Cabaran” Konwanis kali ini menghadirkan tokoh-tokoh wanita Malaysia, di antaranya Ustadzah Kauthar Jamalludin, Penasihat Syariah dan Pendakwah Bebas, Syafinas Yunus, Pengacara Selebriti dan Duta Aman Palestin, Prof. Datuk Dr. Ramlah Adam, Pakar sejarah negara dan mantan pengarah institute kajian institusi Raja, Universiti Malaysia Perlis, Dr Murizah Mohd Zain, pakar obsetrik dan ginokologi dan perubatan reproduktif, Ketua Wanita ISMA Dr. Suriani Sudi, dan beberapa tokoh lainnya.

Dalam sambutan resmi saat membuka Konwanis ini, Ustadz Haji Muhammad Fauzi Asmuni menyambut kehadiran perwakilan dari Muslimat Hidayatullah dan mengatakan bahwa ustadz Abdullah Said, pendiri Hidayatullah adalah orang yang telah banyak berkontribusi untuk kejayaan Islam di Nusantara (Asia Tenggara), beliau pun sedikit berkisah tentang perjalanan beliau ke kampus induk Hidayatullah Gunung Tembak, Balikpapan, Kalimantan Timur. 

Ustadz Muhammad Fauzi menjelaskan dalam sambutannya bahwa dunia sekarang mengagungkan falsafah Barat, begitu juga tentang perlakuan terhadap wanita. Padahal dalam sejarahnya, Barat tidak pernah mengangkat martabat wanita. Sebaliknya, sejarah kita, Islam dan Melayu, mendudukkan wanita sebagai auliya kaum Adam, yang senantiasa mendudukkan wanita sesuai dengan sifat-sifat asasinya, menjadi anak, istri, dan ibu.

“Islam telah memberikan tashawwur yang jelas tentang peranan wanita, sedangkan Barat dan Eropa berusaha meluruhkan sifat-sifat mereka, namun institusi kita tidak punya kekuatan untuk menyebarkan tashawur ini, karenanya kita perlu berkongsi untuk menyebarkan tashawur Islam dalam menjaga harkat martabat wanita,” ungkapnya.

Tema yang diangkat pada Konwanis kali ini mengajak Muslimah untuk bangkit setelah menghadapi berbagai ujian baik yang terjadi pasca pandemi covid-19 ataupun ujian-ujian yang ditemui dalam kehidupan. Safinaz Yunus yang berbagi cerita tentang wanita Palestina dan suriah dari perjalanan kemanusiaannya bersama Aman Palestin mengatakan bahwa ujian-ujian yang kita hadapi selama ini  tidaklah sebanding dengan apa yang dihadapi para Muslimah yang tanahnya terjajah oleh zionis dan pemerintahan dzalim.

Dengan penuh semangat, Safinaz Yunus yang juga seorang reporter TV Malaysia berbagi kebahagiaannya ketika melihat dibangun kembali wilayah Suriah yang berbatasan langsung dengan Turki saat ini. Menurutnya, perjalanannya ke Suriah pada tahun 2012, 2014, dan 2016 menunjukkan tidak ada harapan kehidupan bagi warga negara Suriah. “Semoga Allah Swt menjaga Erdogan,” ungkapnya mendoakan presiden Turki yang telah membangun kembali harapan rakyat Suriah khususnya di wilayah perbatasan Turki.

Prof. Datuk Ramlah Adam dalam usianya yang sudah mencapai 72 tahun, mengingatkan kepada para wanita Muslimah untuk memahami sejarah negaranya, khususnya budaya Melayu. “Tak ada hulu taka da parang” beliau mengutip peribahasa tersebut dan mengatakan bahwa syariat Islam lah yang dipegang oleh para pejuang melayu wanita, dan ini pulalah yang harus dijaga dan dilestarikan.

Acara Konwanis yang berlangsung dari pukul 08.00 sampai 17.00 petang ini tetap setia diikuti oleh para peserta hingga usai. Acara dimeriahkan dengan stand-stand bazar dan pembagian door prize bagi peserta.*/Sarah Z