Keputrian adalah salah satu Departemen dalam Organisasi Muslimat Hidayatullah, yang berada di bawah koordinasi Ketua Bidang Organisasi. Keputrian Muslimat Hidayatullah menjadi wadah pembinaan anak putri dari usia 7 tahun sampai remaja yang belum menikah.
Anggota keputrian Muslimat Hidayatullah terhitung saat usia 17 tahun ke atas dan menjadi titik fokus pembinaan di Keputrian. Wadah pembinaan yang dimaksud adalah dengan melakukan pembinaan, pelatihan dan juga melaksanakan webinar – webinar menarik.
Keputrian PP Mushida menyelenggarakan Webinar Temu Kader Keputrian dan Alumni Training Pandu dengan materi Pengayaan Tsaqofiyah Pandu dan Update Berita Dunia Islam pada 6 November 2022/11 Rabiul Akhir 1444 H. Webinar dihadiri oleh Pengurus Pusat, Pengurus Wilayah maupun Daerah Muslimat Hidayatullah, Pengurus serta Anggota Hatima (Halaqah Tarbiyah Putri Mancanegara) dan Kader Keputrian di seluruh Nusantara.
Ketua Bidang Organisasi Ustadzah Dede Agustina mengungkapkan bahwa webinar ini dilaksanakan untuk meningkatkan pemahaman tsaqofiyah bagi alumni Training Pandu dan memberi wawasan tentang perkembangan dunia Islam bagi kader Keputrian di luar negeri maupun dalam negeri.
Pada Webinar Sesi I, Tsaqofiyah Pandu Shahihul Aqidah secara garis besar dibagi menjadi beberapa pembahasan di antaranya tentang konsep ilmu, ma’rifatullah, ma’rifatul alam, ma’rifatul insan, ma’rifatu rasul, syahadatain dan al-wala’ wal bara’.
Ketua Umum PP Mushida, Ustadzah Hani Akbar dalam materinya mengingatkan sabda Rasulullah tentang menuntut ilmu.
Rasulullah bersabda
مَنْ خَرَجَ فِي طَلَبِ الْعِلْمِ فَهُوَ فِي سَبِيْلِ اللهِ حَتَّى يَرْجِعَ
“Barangsiapa keluar dalam rangka menuntut ilmu, maka ia berada di jalan Allah, sampai ia kembali.” (H.R Tirmidzi)
Sebagaimana yang diungkapkan Imam Syafi’i bahwa seseorang tidak dapat memperoleh ilmu kecuali dengan enam perkara. Dzaka’ kecerdasan yang diberikan Allah melalui usaha, hirsh semangat dalam menuntut ilmu, ishthibar bersungguh-sungguh dalam belajar, bulghah sarana dan bekal penuntut ilmu, irsyadul ustadz bimbingan dari guru, thulu zaman jangka waktu yang panjang.
“Hakikat ma’rifatullah ialah rububiyah, uluhiyah dan asma wa shifat. Rububiyah yaitu mengenal atau memahami Allah sebagai Rabb, uluhiyah yaitu mengenal Allah sebagai satu-satunya ilah (sembahan) yang wajib diibadahi oleh manusia, sedangkan asma wa shifat ialah mengetahui dan meyakini bahwa Allah mempunyai nama-nama dan sifat-sifat yang mulia dan sempurna,” jelasnya.
Dengan ma’rifatul alam, manusia berinteraksi dengan alam merupakaran media untuk lebih mengokohkan pengenalan kita tentang pencipta-Nya.
“Alam diciptakan untuk kepentingan manusia agar dimanfaatkan sebaik-baiknya dalam rangka menegakkan kalimat tauhid, dengan beribadah atau mengabdi kepada Allah dan memakmurkannya,” imbuhnya.
Ma ’rifatul Rasul adalah memahami bahwa Rasul adalah penyampai risalah (ajaran agama) dan pembawa kabar gembira dan peringatan. Maka seorang muslim harus mencintainya melebihi kecintaan kepada diri sendiri, keluarganya dan manusia secara umum.
Syahadat laa ilaaha illallaah adalah meyakini dan mengikrarkan bahwa tidak ada yang berhak diibadahi dengan haq kecuali Allah, berkomitmen (iltizam) atas hal tersebut, serta mengamalkannya. “Memperbaiki manusia pada zaman sekarang ini harus memperbaiki kualitas syahadatnya sebagaimana yang dikatakan Ustadz Abdullah Said. Jika syahadat seseorang itu baik, maka kualitas dirinya juga baik,” ungkapnya.
Pada Webinar sesi II, materi dibawakan oleh Ustadz Dzikrullah tentang “Update Dunia Islam dan Pengaruhnya Pada Dunia Pendidikan di Timur Tengah Saat Ini dan di Masa Mendatang”
Seluruh dunia baik daratan maupun lautan Allah ciptakan untuk umatnya. Manusia adalah umat yang satu. Allah berfirman
“Manusia itu (dahulunya) satu umat. Lalu Allah mengutus para nabi (untuk) menyampaikan kabar gembira dan peringatan.” (QS. Al-Baqarah: 213)
“Ketika kita membaca ayat-ayat Allah tentang kisah para Nabi dan Rasul, maka hal itu berbicara tentang update dunia Islam. Umat Islam yang membaca, memahami dan mentadabburi Al-Qur’an adalah orang yang paling paham tentang Islam itu sendiri,” terang Ketua Departemen Hubungan Antar Bangsa DPP Hidayatullah ini.
Sejak beberapa abad, umat Islam mengalami kemuduran. Hal tersebut disebebkan karen umat Islam gagal memahami pesan yang disampaikan Allah dalam Al-Qur’an.
“Islam yang menjadi ustadzyatul alam penegakan kepemimpinan dunia. Untuk itu seorang wanita harus menjadi pondasi dan benteng utama yang akan menjadi kekuatan umat Islam,” jelasnya.
Lanjutnya, seorang muslimah tidak boleh lemah, jika lemah maka akan menghasilkan rumah tangga dan masyarakat yang lemah. Untuk itu kader-kader keputrian harus mengenal ummahatul mukminin dan shahabiyah lebih dalam agar dapat meneladaninya.
“Seorang muslimah harus membangun kekuatan diri masing-masing. Jangan menjadi muslimah yang lemah, jadilah muslimah yang kuat ruhiyah dan jasmaninya,” pungkasnya.
“Webinar yang diselenggarakan merupakan wadah pembinaan bagi kader Keputrian. Semoga dapat menambah wawasan tentang tsaqofiyah dan berita dunia Islam serta menjadi ajang silaturahmi bagi kader Keputrian,” ungkap Ketua Departemen Keputrian PP Mushida, Mutiah Najwati.