Muslimat Hidayatullah concern dalam pendidikan atau tarbiyah sebagai program mainstream Hidayatullah. Dengan tersebarnya sekolah PAUD Mushida yang berjumlah lebih dari 200 di seluruh provinsi Indonesia, maka PP Mushida berupaya memberikan pembinaan bagi para guru dan pendidik agar sekolah-sekolah mampu berkembang serta dapat menyajikan sistem pendidikan yang berkualitas.
Departemen Pendidikan PP Mushida menyelenggarakan webinar yang bertajuk “Optimalisasi Kurikulum Integral Berbasis Tauhid dalam Proses Pembelajaran.”
Webinar yang berlangsung pada 05/02/2023 tersebut dihadiri oleh lebih dari 600 partisipan yang terdiri dari kader dan guru PAUD Mushida di seluruh provinsi Indonesia.
“Jika diibaratkan pohon, maka usia PAUD ada di bagian akar. Supaya akarnya teguh, maka mendidiknya harus sesuai fitrah. Karakteristik anak usia dini salah satunya adalah selalu ingin bergerak dengan leluasa dan ingin mencoba berbagai hal,” papar Anggota BPM PAUD Mushida, Ustadzah Wida Almaidah sebagai narasumber.
Rasulullah bersabda, “Setiap anak terlahir dalam keadaan fitrah. Orangtuanya yang akan membuat dia Yahudi, Nasrani, dan Majusi.” (H.R. Muslim)
Mendidik anak sesuai fitrah di usia dini dapat diikhtiarkan dengan menumbuhkan iman, menanamkan nilai kebajikan, mengembangkan motorik, mengembangkan sosial emosi serta mengembangkan bahasa dan kognitif.
“Prinsip Kurikulum Integral Berbasis Tauhid (KIBT) mengembangkan karakter dan akhlak mulia. Nilai agama dan akhlak harus selalu terintegrasi pada semua materi dalam setiap proses pembelajaran,” imbuhnya.
Ada beberapa hal yang dilakukan agar KIBT optimal di antaranya yaitu menganalisa kebutuhan murid, menyusun rencana pembelajran, menyiapkan perangkat penilaian, menyiapkan media yang dibutuhkan, melaksanakan pembelajaran sesuai prinsip, melaksanakan evaluasi dan refleksi.
“Guru sebagai ujung tombak yang menentukan kesuksesan dan keoptimalan dalam proses KIBT,” pungkasnya.
Hal ini sejalan dengan ungkapan yang berbunyi
Metode lebih penting dari materi, guru lebih penting dari metode, namun ruh seorang guru lebih penting dari guru itu sendiri.
“Harapannya webinar ini dapat memberi manfaat dan ilmu yang diterima dapat diaplikasikan dalam kegiatan pembelajaran di sekolah oleh masing-masing guru,” ucap Ketua Bidang Tarbiyah PP Mushida, Ustadzah Marsiti.
Sedangkan Ketua Departemen Pendidikan, Ustadzah Ruspayanti menyebutkan bahwa penting bagi seorang guru untuk mengembalikan anak ke fitrahnya.
“Meskipun metodenya bagus, tetapi jika ruh guru tidak terbangun, maka hal itu tidak ada gunanya. Karena dengan ruh guru insya Allah akan menjadi penghubung murid dalam mengenal Rabbnya,” tuturnya.