Tingkatkan Kemampuan Literasi, PP Mushida Adakan Webinar Madrasah Jurnalistik Batch 2

30 Juli 2023

Oleh : admin

mushida
Tingkatkan Kemampuan Literasi, PP Mushida Adakan Webinar Madrasah Jurnalistik Batch 2

(Jakarta,mushida.org), PP Muslimat Hidayatullah selalu menghadirkan program yang menebar manfaat. Sejarah kepenulisan milik umat Islam yang diwariskan oleh Nabi dan Ulama. Menulis merupakan dakwah bil qolam yang harus digiatkan bagi para muslimah.

Humas dan Keputrian PP Muslimat Hidayatullah menyelenggarakan webinar Madrasah Jurnalistik Batch 2 yang diikuti oleh Keputrian, Pengurus Wilayah, Pengurus Daerah, Anggota Muslimat Hidayatullah di 34 provinsi di Indonesia pada 29/07/2023.

“Agar memahami kaidah kepenulisan, maka Madrasah Jurnalistik ini dihadirkan. Menulis ialah mewarisi para Nabi dan Ulama. Menulislah sebagaimana yang dilakukan para ulama dahulu, yang hasilnya bisa kita nikmati sekarang. Keputrian adalah generasi penerus yang harus bisa menyampaikan kebaikan dalam tulisan yang dihadirkan,” ucap Ketua Umum PP Muslimat Hidayatullah, Hani Akbar, dalam sambutannya.

Webinar ini mempersembahkan tiga materi di antaranya “Goresan Pena Membuka Jendela Literasi, Desain Flyer Sederhana, Menggugah Jiwa Penulis dari Kisah Inspiratif,” dengan tiga narasumber yakni Ida S. Widayanti (Pegiat parenting, penulis buku), Ainuddin (Canva Enthusiast), Muhammad Yulius (Jurnalis, penulis buku dan skenario).

Pada materi pertama, Ida S. Widayanti menuturkan bahwa kegiatan literasi dapat menambah kedekatan kita kepada Allah.

Literasi ialah kemampuan individu untuk membaca, menulis, berbicara, menghitung dan memecahkan masalah pada tingkat keahlian yang diperlukan dalam pekerjaan, keluarga dan masyarakat. Dimensi literasi di antaranya literasi membaca dan menulis, literasi numerasi, literasi sains, literasi finansial, literasi digital, dan literasi sosial budaya.

“Manfaat literasi dapat menambah kecerdasan IQ, EQ, dan SQ. Literasi mampu menambah perbendaharaan kosa kata, meningkatkan kinerja otak, memperluas wawasan dan informasi baru,” ucap penulis buku ini.

Kegiatan literasi juga dapat menumbuhkan karakter seseorang. Sebab karakter tidak dilahirkan. Ia memerlukan proses panjang melalui pengasuhan dan pendidikan.

“Bukan karena hari ini indah kita bahagia, tapi karena kita bahagia maka hari ini menjadi indah. Bukan karena tidak ada rintangan kita menjadi optimistis, tapi karena kita optimis maka bisa mengatasi rintangan,” lanjut Ida dalam memotivasi 260 peserta zoom yang terdiri dari kurang lebih 2.300 peserta yang mengadakan nobar di beberapa titik di wilayah Indonesia.

“Lusinan penelitian telah membuktikan bahwa kebanyakan orang yang pernah memiliki trauma buruk di masa lalunya akan menjadi lebih baik dan lebih sehat setelah menulis,” ungkap Ida dengan mengutip quotes Pennebaker.

Menurutnya literasi mudah dilakukan di lingkungan keluarga dengan cara membacakan buku kepada anak sejak dini, membuat jadwal membaca bersama, melakukan permainan edukatif seperti scrabble, monopoli, menulis surat kepada teman atau keluarga, dan menuliskan kejadian-kejadian menarik yang dialami keluarga.

Allah berfirman

“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui siapa yang mendapat petunjuk.” (QS. An-Nahl: 125)

Pada materi kedua, dipaparkan pengetahuan desain grafis. Desain grafis sebagai seni dakwah pada zaman digital ini, berasal dari dua kata yakni “desain” yang artinya merancang dan “grafis” yang berarti gambar.

“Desain grafis adalah merancang komunikasi berupa pesan visual berbentuk teks dan gambar dari komunikator kepada komunikan atau penerima pesan,” sebut Ainuddin.

“Desain yang paling baik ialah yang pesan di dalamnya dapat terbaca dan sampai kepada pembaca. Jika desainnya bagus namun pesannya tidak bisa terbaca, itu percuma. Dengan pesan yang sampai kepada pembaca, maka dakwah dapat terseber dengan luas,” terangnya.

Sedangkan Muhammad Yulius dalam materinya memaparkan tentang menariknya sebuah mood board. Mood board adalah sebuah alat yang digunakan untuk menjaring ide-ide kreatif yang berasal dari buku dan media kreatif yang kita akses.

Muhammad Yulius menunjukkan kepada peserta tentang cara kerja mood bord yang terdiri dari tiga fitur. Fitur ide kreatif diaktifkan begitu kita mengakses media kreatif, caranya adalah tangkap setiap letikan ide kreatif yang keluar saat kita berinteraksi dengan media kreatif dengan menuliskannya.

Fitur penilaian bekerja sejak detik pertama kita mengakses media kreatif. Bentuknya berupa opini pribadi “menurut saya”.  Fitur ini bekerja setelah fitur ide kreatif dan penilaian berjalan hingga sesi akhir akses media kreatif. Secara sederhana, fitur ini memberi saran kepada kita untuk mengatakan “Yes” atau “No”.

“Sekarang adalah zaman ketika setiap orang bisa berkarya dan menginspirasi dengan seribu satu macam cara dan media,” pungkas Yulius.

Sebagai informasi, alumni Madrasah Jurnalistik Batch 1 telah menerbitkan sebuah buku berjudul Rihlah Ilmiah. Semoga kegiatan ini dapat menjadi wadah Muslimat Hidayatullah untuk mengasah kemampuan menulis sehingga mampu menghadirkan penulis yang menyumbangkan kontribusi dan pemikirannya kepada umat Islam.