(Jakarta, mushida.org) Hari Solidaritas Jilbab Dunia yang diperingati setiap tanggal 4 September merupakan hari di mana kita sebagai umat Islam menunjukkan rasa kepedulian dan solidaritas kepada saudara seiman kita di belahan bumi lain yang mendapatkan perlakuan tidak baik karena menggunakan dan mempertahankan hijabnya. Selain itu, sebagai bentuk kebanggaan dan kesatuan umat Islam, khususnya muslimah di dunia. Salah satu sebab yang melatarbelakangi HSJD ini adalah adanya diskriminasi yang dilakukan terhadap muslimah berhijab di beberapa negara, bahkan ada yang sampai melarang muslimah untuk mengenakan hijabnya.
Saat itu di London terdapat keputusan pemerintah yang melarang mahasiswa untuk memakai simbol-simbol keagamaan, termasuk muslimah untuk menutup aurat secara sempurna. Keputusan ini menimbulkan protes dari kaum muslim. Maka, diadakanlah konferensi pada 4 September 2004 yang menghasilkan beberapa keputusan, yaitu menetapkan dukungan terhadap penggunaan jilbab. Penetapan tanggal 4 September sebagai Hari Solidaritas Jilbab Dunia merupakan rencana aksi untuk tetap membela hak muslimah dalam mempertahankan busana takwa mereka.
International Hijab Solidarity Day atau Hari Solidaritas Jilbab Dunia awalnya diprakarsai oleh umat Islam di 4 negara, yakni Perancis, Jerman, Tunisia dan Turki. Dahulu di negara-negara tersebut muslimah berhijab dipersulit hidupnya bahkan ada yang sampai dipenjara dan disiksa. Selain itu, HSJD diperingati untuk mengenang Marwa Al-Sharbini, 32 tahun, seorang muslimah asal Mesir yang dibunuh dan sebagai korban penghinaan karena mengenakan hijab oleh seorang pemuda Jerman keturunan Rusia di ruang sidang kota Dresden, Jerman pada awal September.
Dengan tema “Muslimah Berhijab Menjunjung Tinggi Martabat” PW Mushida DKI Jakarta memperingati HSJD di Taman Cornel Simanjuntak, Cipinang, Jakarta pada 3 September 2023 dengan diikuti peserta komunitas Ummahat Taman Simanjuntak, pengunjung pojok literasi Mushida, dan warga sekitar.
“Konsisten dan keistiqomahan dalam mempertahankan hijab adalah bukti kecintaan seorang muslimah kepada Allah,” ucap Dede Agustina, Ketua Bidang Organisasi yang hadir membersamai gelaran HSJD PW Mushida DKI Jakarta.
Ketua DPW Hidayatullah DKI Jakarta dalam pemaparannya mengatakan bahwa betapa berat perjuangan muslimah di negara minoritas dalam mempertahankan hijab. Mereka bahkan rela mempertaruhkan nyawanya.
“Maka bersyukurlah kita berada di Indonesia. Di balik keragaman budaya membuat kita menjadi semakin saling menghargai termasuk dapat dengan bebas menggunakan jilbab,” ucap Ust. Muhammad Isnaini.
“Alhamdulillah, kegiatan terlaksana dengan lancar. Semoga menjadi berkah untuk semua. Insya Allah pada hari mendatang akan dilaksanakan HSJD di Lapas Rutan Pondok Bambu, Jakarta,” imbuh Afifah, Ketua PW Mushida DKI Jakarta.
Gelaran membagikan jilbab gratis ini menarik perhatian warga sekitar, sehingga tak sedikit para warga yang mendekat keramain. Bahkan, ada seorang pedagang yang menyebutkan jilbab yang diterimanya ini akan dihadiahkan untuk istrinya.
“Alhamdulillah, dapat jilbab gratis. Saya ingin menghadiahi untuk istri saya, semoga semakin istiqomah menjaga aurat,” ucapnya. -PW Mushida DKI Jakarta-