Kuatkan Iman Dengan Tiga Pola Transformasi

26 November 2023

Oleh : admin

mushida
Kuatkan Iman Dengan Tiga Pola Transformasi

(Balikpapan, mushida.org) Sesungguhnya yang membahagiakan pada helatan Silatnas bukan hanya fisik-fisik yang bertemu, tapi juga ruh-ruh yang senada bertemu. Semuanya terikat dengan ikatan iman, makin kuat ikatan iman, maka pertemuan semakin nikmat.

Hal tersebut dituturkan oleh Ketua Dewan Murabbi Pusat Hidayatullah Dr. Tasyrif Amin, M.Pd.I pada tausyiah subuh yang merupakan rangkaian Silatnas di Masjid Nurul Mukhlisin pada 25/11/2023.

“Ikatan iman ini harus dibumikan dengan mengikuti tiga pola yaitu pola tranformasi, pola komunikasi, dan pola interaksi,” ungkapnya kepada jamaah subuh.

1. Pola Transformasi

Pola transformasi ini senada dengan buku pertama Hidayatullah yang berjudul Pola Transformasi Islam yang mencakup Sistematik Wahyu sebagaimana disebutkan dalam surah Al-‘Alaq. Hidayatullah berbicara manhaj, bukan fiqih, karena dasarnya yang diperbaiki, sejak diturunkannya wahyu di Mekkah.

2. Pola Komunikasi

 Islam mencerahkan karena memiliki pola komunikasi yang baik

{ یَـٰۤأَیُّهَا ٱلنَّبِیُّ إِنَّاۤ أَرۡسَلۡنَـٰكَ شَـٰهِدࣰا وَمُبَشِّرࣰا وَنَذِیرࣰا (45) وَدَاعِیًا إِلَى ٱللَّهِ بِإِذۡنِهِۦ وَسِرَاجࣰا مُّنِیرࣰا (46) }

“Wahai Nabi, sesungguhnya Kami mengutusmu sebagai saksi atas umatmu bahwa kamu telah menyampaikan risalah, pemberi berita gembira kepada orang-orang Mukmin di antara mereka dengan rahmat dan surga, pemberi peringatan kepada para pendurhaka dan pendusta dengan api neraka.” (QS. Al-Ahzab: 45-46)

Ayat ini menggambarkan pola komunikasi yang dituntun oleh Allah untuk mendakwahkan Islam dengan menjadikan tiga indera sebagai alat komunikasi sesuai dengan firman Allah .

{ وَلَقَدۡ مَكَّنَّـٰهُمۡ فِیمَاۤ إِن مَّكَّنَّـٰكُمۡ فِیهِ وَجَعَلۡنَا لَهُمۡ سَمۡعࣰا وَأَبۡصَـٰرࣰا وَأَفۡـِٔدَةࣰ فَمَاۤ أَغۡنَىٰ عَنۡهُمۡ سَمۡعُهُمۡ وَلَاۤ أَبۡصَـٰرُهُمۡ وَلَاۤ أَفۡـِٔدَتُهُم مِّن شَیۡءٍ إِذۡ كَانُوا۟ یَجۡحَدُونَ بِـَٔایَـٰتِ ٱللَّهِ وَحَاقَ بِهِم مَّا كَانُوا۟ بِهِۦ یَسۡتَهۡزِءُونَ }

“Dan sungguh, Kami telah meneguhkan kedudukan mereka (dengan kemakmuran dan kekuatan) yang belum pernah Kami berikan kepada kamu dan Kami telah memberikan kepada mereka pendengaran, penglihatan, dan hati; tetapi pendengaran, penglihatan, dan hati mereka itu tidak berguna sedikit pun bagi mereka, karena mereka (selalu) mengingkari ayat-ayat Allah dan (ancaman) azab yang dahulu mereka perolok-olokkan telah mengepung mereka. ((Surat Al-Ahqaf: 26

“Akhlak yang baik adalah alat komunikasi seorang dai yang terlahir dari hati, sebagaimana istilah yang dilahirkan oleh Ibnu Maskawaih. Sama’ dan bashar harus diasah, namun hati yang menjadi sumber akhlak akan memengaruhi sama’ dan bashar seseorang,” urainya.

3. Pola Interaksi

Pola interaksi yang baik dimulai dari diri dan keluarga sebagaimana firman Allah.

قوا أنفسكم وأهليكم نارا

“Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka.” (QS. At-Tahrim: 6)

“Salah satunya dengan membangun rumah dekat masjid, membangun kedekatan dengan Allah, membangun rumah sesuai dengan arsitektur Islami,” imbuhnya.

Menurutnya, tujuan berkeluarga adalah ibadah kepada Allah. Rumah yang kokoh secara lahir dan batin akan menjadi daya tarik manusia. Inilah pola interaksi Al-Quran untuk mendakwahkan Islam. Rumah tangga yang kokoh, maka ekonominya juga kokoh.

“Pola interaksi dimulai dari hal yang paling kecil dengan membangun diri, keluarga, jamaah, kota, negara dan khilafah,” pungkasnya.

Semoga kita bisa menjadi muslimah yang dapat menerapkan pola komunikasi dengan memulai dari diri sendiri dengan istiqomah, sehingga bisa melanjutkannya ke lingkup yang lebih besar yaitu khilafah.