Rapat Kerja Nasional Mushida 2023 Resmi Dibuka

20 November 2023

Oleh : admin

mushida
Rapat Kerja Nasional Mushida 2023 Resmi Dibuka

(Balikpapan, mushida.org) Rapat Kerja Muslimat Hidayatullah resmi dibuka pada (19/11/2023), dengan tema “Konsolidasi Jati Diri, Wawasan dan Organisasi Demi Terwujudnya Standardisasi, Sentralisasi, dan Integrasi Sistemik,” di Asrama Haji, Balikpapan, Kalimantan Timur.

Rakernas dengan target optimalnya kinerja seluruh PW dengan standardisasi, sentralisasi dan integrasi sistemik dihadiri oleh Pengurus Pusat Mushida, Pengurus Inti Wilayah Mushida 35 Provinsi, dan Kepala PAUD/TK Kampus Utama Hidayatullah pada 19-21 November 2023/5-6 Jumadil Awwal 1445 H.

Pembukaan Rakernas Muslimat Hidayatullah diawali dengan sambutan yang disampaikan oleh Ketua PW Mushida Kaltim Erni Kartika.

“Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada panitia dan seluruh pihak yang telah berkontribusi moril maupun materiil dalam penyelenggaraan acara Rakernas. Kami juga menyampaikan permohonan maaf jika tidak maksimal dalam memberikan pelayanan karena berturut-turutnya acara yang dilaksanakan dan dinahkodai oleh PW Kaltim.

Ketua Umum PP Mushida menyampaikan apresiasi kepada PW Kaltim yang telah menunjukkan militansinya kepada Hidayatullah dan mujahadahnya dalam menjalankan tugas sebagai EO (Event Organizer) di semua acara yang diadakan bulan November ini di Balikpapan.

“Konsolidasi dan koordinasi menjadi hal yang paling penting dalam menjalankan organisasi, dan yang tidak kalah penting adalah militansi, tanpa militansi maka organisasi ini tidak akan berjalan maksimal. Tarik menarik antara kepentingan pribadi dan organisasi pasti selalu mewarnai perjalanan organisasi, maka tanpa militansi gerak organisasi ini akan kalah,” jelas Ketua Umum PP Mushida, Hani Akbar, S.Sos.I dalam sambutan yang disampaikan.

Pada kesempatan yang sama, Ketua Bidang Pembinaan dan Pengembangan Organisasi DPP Hidayatullah, Asih Subagyo, M.Kom memberikan materi dengan tema “Konsolidasi Jatidiri, Organisasi, dan Wawasan.”

Menurutnya, keluarga bukan hanya sebagai unit terkecil masyarakat, tetapi juga fondasi utama dalam membangun peradaban Islam yang berkembang dan berkelanjutan. Keberhasilan keluarga dalam menanamkan nilai-nilai Islam membentuk individu yang berkontribusi positif pada Masyarakat.

“Sehingga melibatkan keluarga sebagai mitra utama dalam membangun peradaban Islam menjadi penting dalam konteks pembangunan masyarakat yang berdasarkan pada nilai-nilai agama,” imbuhnya.

Dalam pemaparannya, ia menjelaskan makna konsolidasi dan tri konsolidasi.

“Konsolidasi ialah usaha yang terus menerus oleh pimpinan dan seluruh elemen organisasi untuk memperteguh, memperkuat, memperkokoh serta mengkoordinasikan berbagai aspek dalam sebuah organisasi,” urainya.

Konsolidasi jatidiri berkaitan dengan gagasan dasar dalam berorganisasi yang merupakan  falsafah ber-Hidayatullah. Sedangkan konsolidasi organisasi bermakna upaya pengurus untuk membangun kekuatan dan kesolidan di tubuh organisasi.

“Adapun konsolidasi wawasan sesungguhnya ditujukan untuk mengantarkan semua anggota dan kader, untuk memiliki wawasan (tsaqofah) Islamiyah, yang bersifat lokal, nasional, regional hingga global yang selaras dengan jati diri dan manhaj,” lanjutnya.

Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa kekuatan sebuah organisasi akan luar biasa, jika semua elemen dapat terintegrasi dalam sebuah sistem yang transparan dan akuntabel. Integrasi sistemik berarti menjadikan kekuatan organisasi berbasis sistem.

Sebagai motivasi, Kabid PPO menutup materinya dengan sebuah pantun

“Sungguh indah bunga melati

Tumbuh mewangi di beranda

Jadilah muslimah sejati

Hidup dan besarkan MUSHIDA”